Kunjungi PT DI, Prabowo Dukung Pemasaran Pesawat CN-235 ke Pasar Internasional

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 03/Feb/2022 09:24 WIB
Foto:istimewa/kompas.com Foto:istimewa/kompas.com

Jakarta (BeritaTrans.com) - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan memberikan dukungan penuh kepada PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PT DI untuk memperluas pemasaran produk-produknya, terutama pesawat CN-235 ke pasar internasional.

Hal ini disampaikannya saat menyaksikan penandatanganan MoU tentang kerja sama penjualan dan pengembangan CN-235 antara PT DI dengan Jet Investment Group SARL, di Hanggar Fixed Wing Final Assembly Line, PT DI, Bandung, Jawa Barat, Rabu (2/2/2022).

Baca Juga:
Menhan Prabowo Serahkan 100 Unit Rantis E-Tactical Sergap Produk Dalam Negeri Kepada TNI dan Polri

"Saya dukung penuh kerja sama dalam rangka memasarkan produk-produk PTDI terutama CN-235 ke pasar internasional," ujar Prabowo dalam keterangan tertulis, Rabu.

Prabowo mengatakan, beberapa negara menyatakan minat terhadap pesawat CN-235.

Baca Juga:
Menhan Prabowo Hadiri Paris Air Show 2023, Miniatur Jet Tempur Rafale Berbendara Indonesia Ikut Dipajang

Misalnya, Afrika, Timur Tengah, Amerika Latin, dan beberapa negara Asia dan Eropa.

Diperintah Jokowi, Prabowo ke Bandung Kembangkan Industri Pesawat CN235

Baca Juga:
Misi dan Harapan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto Boyong Jet Tempur Mirage 2000/5 ke Indonesia

Menurut Prabowo, momentum ini harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh PT DI.

Prabowo juga mengatakan bahwa telah direncanakan pembelian 10 CN-235 produksi PT DI yang merupakan pesawat multirole oleh pemerintah Indonesia.

Karena itu, Prabowo berharap PT DI dapat meningkatkan kapasitas produksinya dari yang saat ini empat unit pesawat CN-235 per tahun agar dapat meningkat menjadi 24 unit pada tiga tahun mendatang secara berkala untuk memenuhi permintaan dari dalam negeri dan luar negeri.

Adapun untuk meningkatkan kapasitas industri pertahanan dalam negeri, Kementerian Pertahanan senantiasa mendukung dengan memaksimalkan kesepakatan Transfer of Technology (ToT) dan offset dari negara lain.

"Kita boleh beli sebagian ke negara mitra di luar negeri, tetapi syaratnya ada ToT dan offset. Dia harus membantu mengembangkan PTDI. Dia harus investasi di sini," imbuh Prabowo.(amt/sumber:kompascom)