BMKG Ungkap Potensi M8,7 dan Tsunami 8 Meter di Selat Sunda, Ini Wilayah Paling Rentan

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 16/Feb/2022 10:02 WIB
BMKG mengungkapkan potensi gempa besar dan tsunami di Selat Sunda. Foto: ilustrasi/inews.id. BMKG mengungkapkan potensi gempa besar dan tsunami di Selat Sunda. Foto: ilustrasi/inews.id.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan potensi gempa megathrust hingga mencapai magnitudo 8,7 dan tsunami setinggi sekitar 8,28 meter di Selat Sunda.

Terkait potensi bencana itu, BMKG meminta Pemerintah Provinsi Banten untuk mewaspadai potensi gempa dan tsunami di wilayah tersebut, terutama Kota Cilegon.

Baca Juga:
Gempa Bumi Bermagnitudo 5,2 Guncang Pangandaran, BPBD: Tidak ada kerusakan

Berdasarkan pemodelan dilakukan BMKG jika gempa terjadi di Zona Megathrust Selat Sunda maka terdapat potensi kekuatan gempa hingga mencapai magnitudo 8,7.

Diperkirakan, kawasan Cilegon akan terdampak dengan tingkat intensitas guncangan VI-VII MMI, yang dapat menimbulkan kerusakan ringan, sedang, hingga berat.

Baca Juga:
PMI Pasaman Barat Data Tiga Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa

Dengan kekuatan maksimum 8,7 tersebut, potensi genangan tertinggi diperkirakan mencapai 8,28 meter, yaitu di sekitar Pelabuhan Merak Kota Cilegon. Posisi pelabuhan berada pada teluk menghadap celah sempit (selat) berseberangan dengan Pulau Merak Besar, memungkinkan terjadinya amplifikasi atau penguatan gelombang tsunami di lokasi tersebut.

Genangan tsunami diperkirakan mencapai jarak maksimum sekitar 1,5 km dari tepi pantai di Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon, yang merupakan kawasan yang landai.

Baca Juga:
BMKG Ungkap Pulau Jawa Memiliki Potensi Tsunami, Bisa di Atas 20 Meter

"Bencana ikutan akibat gempa bumi dan tsunami juga berpotensi terjadi di kawasan industri Cilegon, berupa kebakaran, sebaran zat kimia yang berbahaya, ledakan akibat bahan kimia, ataupun tumpahan minyak," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/2/2022).

Dwikorita menerangkan sekurang-kurangnya terdapat empat sumber potensi gempa bumi dan tsunami di area tersebut, yaitu Zona Megathrust berstatus rawan gempa bumi dan tsunami, Zona Sesar Mentawai, Semangko, dan Ujung Kulon berstatus rawan gempa bumi dan tsunami, Zona Graben Selat Sunda berstatus rawan longsor dasar laut, dan Gunung Anak Krakatau yang jika erupsi juga dapat memicu tsunami.

Dia mengatakan, Kota Cilegon memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap dampak gempa dan tsunami.

"Letak Cilegon yang berada di ujung barat Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda, selain strategis juga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami," ujarnya.

Selama ini, Cilegon dikenal sebagai kota industri lantaran banyak industri di daerah tersebut.

Selain itu, berbagai objek vital negara terdapat di wilayah tersebut, antara lain Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading Habeam Centre, Kawasan Industri Krakatau Steel, PLTU Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plant, (Rencana Lot) Pembangunan Jembatan Selat Sunda dan (Rencana Lot) Kawasan Industri Berikat Selat Sunda.

Dia mengatakan apabila terjadi gempa kuat yang diikuti tsunami maka Kawasan Industri Cilegon menyimpan potensi bahaya berupa bencana kegagalan teknologi yang dapat menimbulkan kerugian berupa kerusakan infrastruktur, lingkungan, maupun cedera, penyakit, bahkan kematian manusia.

"Artinya, ada multiancaman yang membahayakan masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya saat terjadi gempa bumi kuat yang diikuti tsunami," ujar dia. (dn/sumber: inews.id)