Terapkan Eco Green Airport, Sepeda Motor Listrik Kini Mengaspal di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta

  • Oleh : Naomy

Minggu, 20/Feb/2022 17:49 WIB
Motor listrik mel esat di Bandara Soekarno-Hatta Motor listrik mel esat di Bandara Soekarno-Hatta

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Angkasa Pura II berkomitmen mewujudkan bandara ramah lingkungan dengan menerapkan konsep eco-green airport di seluruh bandara yang dikelola perseroan. 

President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyatakan, perseroan telah memiliki rencana induk (masterplan) penerapan konsep eco-green airport guna memastikan keseimbangan antara aktivitas operasional kebandarudaraan dengan keberlanjutan (sustainability).

Baca Juga:
Bandara Angkasa Pura II Mulai Layani Keberangkatan Calon Jemaah Haji

“Kami meyakini kegiatan operasional kebandarudaraan bisa dan harus sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan guna mewujudkan bandara ramah lingkungan. Pengurangan emisi gas karbon di lingkungan bandara adalah salah satu fokus AP II,” jelas Awaluddin, Ahad (20/2/2022). 

Pengurangan emisi gas karbon di bandara AP II ini diharapkan mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sebesar 29% di Indonesia pada 2030 dan juga sejalan dengan program Global Net Zero Carbon Emission 2050 dari Airport Council International (ACI).

Baca Juga:
Libur Long Weekend 9-12 Mei, Penumpang Pesawat di Bandara Angkasa Pura II Diprediksi Tembus 1 Juta

Salah satu program dalam mengurangi emisi gas karbon di bandara AP II adalah melalui penggunaan berbagai transportasi berbasis listrik.

“Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia, kami tetapkan sebagai lokasi pilot project pengembangan ekosistem transportasi berbasis listrik, sebelum nantinya ekosistem serupa dikembangkan juga di bandara-bandara AP II lainnya,” ungkap dia.

Baca Juga:
Top, Bandara Radin Inten II Raih Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan Pengelola Objek Vital & Transportasi

Sejalan dengan pengembangan ekosistem moda transportasi listrik, Bandara Soekarno-Hatta telah mendukung penggunaan kendaraan listrik antara lain taksi listrik, bus listrik, golf car di dalam terminal penumpang, sepeda listrik (e-bike) untuk di dalam terminal dan segway. 

Operasional kendaraan listrik tersebut tentunya juga diikuti dengan pembangunan infrastruktur pendukung di Bandara Soekarno-Hatta seperti misalnya SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).

Pada awal tahun ini, Bandara Soekarno-Hatta kembali memperkuat ekosistem kendaraan listrik dengan menyediakan sepeda motor ringan roda tiga berbasis listrik (eMoped) dan kini telah mengaspal. 

EGM of Adjacent Business AP II Yado Yarismano mengatakan, eMoped yang disiapkan oleh Voy ini berbasis sharing dan dapat digunakan oleh umum.

“eMoped yang merupakan alat transportasi baru di Bandara Soekarno-Hatta ini berbasis sharing, di mana siapa pun dapat menggunakan secara bergantian oleh umum,” jelas Yado.

Penggunaan eMoped ini sejalan juga dengan penerapan smart airport di Bandara Soekarno-Hatta. 

“Operasionalnya sendiri didukung melalui aplikasi, mulai dari pengaktifan hingga monitoring penggunaan. Alat transportasi berbasis sharing dengan teknologi informasi ini mendukung penerapan smart airport di Bandara Soekarno-Hatta,” ujarnya.

Yado menambahkan, saat ini telah ditetapkan stasiun eMoped di Bandara Soekarno-Hatta sebagai titik awal dan akhir penggunaan eMoped yaitu di kawasan Transit Oriented Development (TOD), area perkantoran dan Terminal Kargo, dalam waktu dekat menyusul akan dibuka di Terminal 3.

“Keberadaan eMoped ini fokus utamanya adalah membantu mobilitas pekerja atau komunitas di Bandara Soekarno-Hatta sehingga kami menetapkan tiga jalur eMoped yaitu area TOD - perkantoran - Terminal Kargo. Sebagian pekerja datang ke bandara melalui TOD yang berada di area belakang bandara, untuk kemudian menuju area perkantoran, Terminal Kargo serta Terminal 3. Kini, mereka bisa memanfaatkan e-moped yang juga mendukung physical distancing di tengah pandemi ini,” tuturnya.

Ini juga bisa digunakan oleh masyarakat umum yang ingin mencoba menggunakan kendaraan listrik di area bandara.

Adapun jarak antara stasiun dengan menggunakan e-moped berkisar 3-5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari satu stasiun ke satu stasiun lainnya. 

AP II memastikan pengguna eMoped di Bandara Soekarno-Hatta ini juga harus memenuhi ketentuan antara lain menggunakan helm dan memiliki SIM C. Sementara, kecepatan maksimal dari eMoped ini adalah 25 km/jam. 

“Melalui eMoped ini kami berharap penggunaan kendaraan bermotor konvensional di dalam kawasan Bandara Soekarno-Hatta dapat berkurang,” tutup Yado. (omy)