Pasukan Rusia Mendarat di Kharkiv, Kota Terbesar Kedua di Ukraina Setelah Menggempur dengan Serangan Udara dan Rudal

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 03/Mar/2022 00:55 WIB
foto:istimewa/reuters foto:istimewa/reuters

UKRAINA (BeritaTrans.com) - Militer Ukraina telah mengkonfirmasi laporan sebelumnya bahwa pasukan terjun payung Rusia telah mendarat di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.

Pendaratan ini diawali dengan serangan udara yang dimulai tepat saat sirene mulai terdengar di Kharkiv dan wilayah sekitarnya.

Baca Juga:
Begini Pengakuan Komandan Rusia yang Ditangkap Ukraina: Kami Malu, Tak Ingin Membunuh

Pernyataan itu menambahkan bahwa pasukan Rusia menyerang sebuah rumah sakit militer regional, dan pertempuran sedang berlangsung. Ini terjadi sekitar pukul 6 pagi waktu setempat.

Kharkiv telah menjadi pusat dari sejumlah kekerasan di Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga:
Presiden Ukraina Perintahkan Pasukan Rusia Untuk `Pulang ke Rumah`

Pada hari Selasa, sebuah rudal menghantam markas besar pemerintah daerah di kota terbesar kedua di Ukraina itu sekitar pukul 08:00 waktu setempat, menyebabkan bola api besar ke langit dan membakar mobil dan bangunan di dekatnya.

Serangan lain terjadi pada hari Selasa di salah satu lingkungan perumahan Kharkiv. Presiden Ukraina Zelensky kemudian menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang.

Baca Juga:
Pasukan Rusia Dilaporkan Sabotase Kendaraan Sendiri, Menangis, dan Saling Tembak

Sedikitnya 17 orang tewas di Kharkiv pada Selasa, dan puluhan lainnya terluka, menurut pejabat darurat.

Beberapa pakar berspekulasi bahwa serangan artileri terhadap komunitas perumahan bisa menjadi upaya Rusia untuk melemahkan semangat Ukraina untuk melawan.

Warga Kyiv diminta bersiap hadapi serangan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa "tak ada yang bisa menghancurkan" mereka di tengah gempuran Rusia. Sementara kementerian pertahanan Rusia memperingatkan warga Kyiv untuk bersiap atas rencana menyerang ibu kota Ukraina itu.

Ukraina mengatakan, Rusia menyerang menara televisi utama di ibu kota Kyiv sehingga menewaskan lima orang. Rekaman video di media sosial menunjukkan asap membumbung dari menara besi ini, yang terlihat masih tegak berdiri.

Peristiwa itu terjadi setelah Rusia memperingatkan warga yang tinggal di dekat pusat-pusat teknologi untuk menyelamatkan diri karena akan diserang. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sebentar lagi akan memulai apa yang yang mereka sebut serangan presisi tinggi dengan sasaran pusat teknologi dinas rahasia Ukraina.

Zelensky - melalui video - mengatakan negaranya mempertahankan kebebasan dengan serangan Moskow, pidato yang disambut para anggota parlemen Eropa yang hadir.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen memperingatkan Presiden Putin, bila ia mencoba memecah Uni Eropa dan memperlemah NATO, ia gagal.

Ukraina mengatakan pasukan Rusia mencoba mengepung ibu kota Kyiv serta kota kedua terbesar Kharkiv, yang telah digempur dan memutus pasok makanan, air dan kebutuhan pokok lain.

Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Reznikov memperingatkan melalui sosial media bahwa Rusia merencanakan menghancurkan komunikasi dan kemudian memberikan informasi salah tentang dtaklukkannya Ukraina.

Sementara konvoi kendaraan lapis baja yang dikerahkan Moskow berada kurang dari 30 kilometer dari pusat kota Kyiv.

Konvoi sepanjang lebih dari 60 kilometer itu menimbulkan ketakutan warga, menurut wartawan BBC di ibu kota Ukraina itu.

Kota kedua terbesar Kharkiv, yang dikenal sebagai ibu kota teknologi Ukraina, dihantam rudal dan menimbulkan ledakan besar dengan korban puluhan warga sipil.

Presiden Volodymyr Zelensky menggambarkan pengeboman di Kharkiv itu sebagai kejahatan perang.

Zelensky menyebut para saksi mata mengatakan warga sipil dijadikan sasaran dalam serangan pada Senin (28/02) di kota yang disebut ibu kota teknologi Ukraina dengan penduduk berjumlah 1,6 juta jiwa.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia juga mengatakan kejahatan perang mungkin terjadi dalam penyerbuan Rusia ini.

Mahkamah Kejahatan Perang, The International Criminal Court's (ICC) tengah melakukan penyelidikan sendiri terkait tuduhan itu.

Ada "alasan cukup" bahwa kejahatan perang atau kejahatan terhadap kemanusiaan dilakukan di Ukraina, kata kepala jaksa penuntut ICC, Karim Khan pada Senin malam (28/02).

Gambar satelit yang dikeluarkan oleh perusahaan teknologi Amerika, Maxar Technologies, menunjukkan konvoi yang bergerak lambat ke arah Kyiv itu terdiri dari ratusan tank, kendaraan lapis baja dan artileri.

Ketakutan warga di ibu kota juga dipicu dengan adanya laporan dari wilayah lain Ukraina bahwa Rusia mengepung daerah-daerah penduduk dan memblok pasokan makanan dan kebutuhan pokok, langkah yang digambarkan banyak kalangan sebagai "taktik perang di abad pertengahan."

Maxar juga mengatakan gambar baru menunjukkan pasukan darat dan helikopter tempur dikerahkan di Belarus, sekutu Rusia, sekitar 30 kilometer dari perbatasan Ukraina.

Sementara itu pejabat Ukraina mengatakan setidaknya 70 tentara Ukraina tewas akibat serangan artileri Rusia di sebuah pangkalan militer di Kota Okhtyrka. Tim SAR saat ini sedang memilah puing-puing untuk mencari korban yang selamat.

Wilayah lain, Kherson, yang dilaporkan tengah dikepung oleh pasukan Rusia, dalam kondisi siap menyerang.

Pemerintah Ukraina mengatakan pihaknya berencana untuk menjual obligasi perang untuk membiayai angkatan bersenjatanya.


Serangan Rusia pada invasi hari keenam di Kharkiv

Serangan rudal Rusia pada Selasa (01/03) di pusat kota Kharkiv menargetkan kantor-kantor pemerintah di di pusat kota.

Sebuah video yang menjadi viral di saluran media sosial Ukraina memperlihatkan sebuah rudal menghantam bagian depan gedung Administrasi Negara Regional.

Rudal itu menyebabkan ledakan besar dan menghancurkan jendela-jendela dan mobil di dekatnya.

Alun-alun utama di pusat Kharkiv juga digempur dan menyebabkan ledakan besar.

Video menunjukkan mobil-mobil yang terbakar dan tumpukan puing-puing di alun-alun kota.

Seruan gencatan senjata

Pada hari Senin (28/02), para pejabat Ukraina dan Rusia mengadakan pembicaraan damai untuk pertama kalinya. Rusia mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan pembicaraan dan akan bertemu lagi "dalam beberapa hari ini."

Presiden Volodymyr Zelensky sebelumnya menyerukan gencatan senjata di tengah pertempuran yang terus berlanjut di seluruh negeri.

Namun kota-kota besar seperti Kyiv, Kharkiv dan Chernihiv masih terus menghadapi gempuran dari pasukan Rusia.

Sementara itu PBB mengatakan lebih dari setengah juta orang melarikan diri dari perang di Ukraina sejauh ini.

Presiden Zelensky mengatakan 24 jam ke depan - hari kelima invasi Rusia - akan "sangat penting" bagi Ukraina.

"Tinggalkan senjata Anda. Angkat kaki dari sini. Jangan percaya pada para komandan Anda. Jangan percaya pihak yang mengeluarkan propaganda. Selamatkan hidup Anda," kata Zelensky.

Zelensky juga mengatakan pemerintah akan membebaskan tahanan yang memiliki pengalaman tempur agar mereka membantu membela negara.

"Kami telah mengambil keputusan yang tak mudah dari sisi moral, namun berguna untuk pertahanan kami," katanya.

Zelensky juga mendesak Uni Eropa agar memberikan keanggotaan "segera" ke Ukraina.

Wartawan masalah pertahanan BBC, Jonathan Beale mengatakan Rusia saat ini telah mengerahkan sekitar tiga perempat tentara yang dikerahkan di perbatasan Ukraina.

Sejauh ini serangan udara dan artileri masih terbatas.

Para pejabat Barat mengatakan Rusia masih belum menghancurkan pertahanan udara Ukraina dan belum menunjukkan keunggulan di udara.

Mereka juga mengatakan invasi Rusia belum berjalan sesuai rencana karena menghadapi perlawanan yang lebih keras dibanding yang diperkirakan karena buruknya persiapan. Konvoi kendaraan lapis baja mengalami kekurangan bahan bakar.

Namun situasi dapat berubah cepat karena Rusia mengerahkan lebih banyak sumber dayanya untuk perang ini, kata Jonathan Beale.

Militer Ukraina mengatakan mereka terus menghadang upaya pasukan Rusia menyerbu kawasan luar kota Kyiv, tempat terjadinya serangkaian ledakan menjelang dini hari Senin (28/02).

Melalui Facebook, komandan senior Alexander Syrsky mengatakan banyak korban jatuh dari pasukan Rusia. Namun tidak ada konfirmasi secara independen.

"Kami menunjukkan bahwa kami dapat melindungi rumah kami dari tamu tak diundang," kata Jenderal Alexander Syrsky, dalam pernyataan.

Pasukan Rusia mengambil alih kota di pesisir Laut Hitam, Berdyansk, dan pertempuran dilaporkan terjadi di kota Mariupol dan juga di Kharkiv dan Dnipro di Ukraina timur.

Kementerian Ukraina juga mengklaim lebih 5.000 tentara Rusia tewas dalam empat hari pertempuran.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Minggu (27/02) bahwa pasukan mereka tewas namun tidak menyebut jumlah.

Di tengah perkembangan ini, banyak warga Ukraina tetap memilih berlindung di ruang bawah tanah saat invasi Rusia sudah memasuki hari kelima.
Belarus akan kirim pasukan untuk bantu Rusia?

Ada laporan bahwa Belarus - yang telah bertindak sebagai batu loncatan bagi pasukan Rusia - saat ini bersiap mengirim tentaranya sendiri ke Ukraina untuk membantu invasi Rusia.

The Washington Post, mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa Belarus tengah mempersiapkan pengerahan pasukan yang dapat dimulai pada Senin (28/02).

BBC telah mengirim email ke Gedung Putih dan Pentagon untuk konfirmasi.

Sementara itu, situs berita Kyiv Independent mengutip beberapa sumber yang mengatakan pasukan terjun payung Belarus kemungkinan dikerahkan.

Belarus, sekutu lama Rusia, berbatasan langsung dengan Ukraina di utara.

Pada hari Minggu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Presiden Belarus Alexander Lukashenko telah berjanji kepadanya - dalam panggilan telepon - bahwa pasukan Belarusia tidak akan dikirim ke Ukraina.
Uni Eropa akan kirim senjata ke Ukraina

Menanggapi perkembangan di Ukraina, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Uni Eropa akan "mendanai pembelian dan pengantaran persenjataan serta peralatan lain ke sebuah negara yang sedang diserang". Sikap tersebut dikemukakan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, guna menyikapi invasi Rusia ke Ukraina.

Selain mengirim persenjataan, Uni Eropa memberlakukan tiga sanksi baru yang mencakup pelarangan pesawat-pesawat Rusia di wilayah udara Uni Eropa, pelarangan "mesin media Kremlin", serta pelebaran sanksi ke Belarus.

Negara-negara Barat menjanjikan bantuan untuk memperkuat sistem pertahanan Ukraina.

Swedia, misalnya, akan mengirim 5.000 unit senjata anti-tank, 5.000 pelindung tubuh, 5.000 helm, dan 135.000 paket ransum.

Pengiriman senjata ke negara yang sedang berkonflik, menurut Perdana Menteri Magdalena Andersson, adalah yang pertama kalinya dilakukan Swedia sejak invasi Uni Soviet ke Finlandia pada 1939.

Jerman juga mengumumkan akan mengirim 1.000 senjata antitank dan 500 rudal Stinger ke Ukraina.

Sebagaimana dilaporkan wartawan BBC, Damien McGuinness, langkah tersebut bisa dibilang sebagai perubahan terbesar dalam kebijakan luar negeri Jerman sejak Perang Dunia II. Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, langkah militer seperti itu tidak pernah terpikirkan oleh Jerman.

Putin perintahkan pasukan nuklir strategis siaga

Presiden Vladimir Putin sebelumnya telah memerintahkan para komandan militer agar pasukan nuklir strategis Rusia bersiap siaga.

Perintah yang dikeluarkan Putin adalah agar pasukan ini dalam keadaan "siaga khusus".

Dalam pertemuan dengan para pejabat militer senior di Kremlin, Putin mengatakan "negara-negara Barat telah mengambil tindakan-tindakan yang tidak bersahabat terhadap Rusia, termasuk dengan menerapkan sejumlah sanksi ekonomi ilegal".

Putin mengatakan pasukan nuklir diminta dalam status siaga tertinggi karena "para pejabat tinggi NATO membiarkan pernyataan-pernyataan yang agresif terhadap Rusia".

Duta besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan perintah Putin menunjukkan Putin "meningkatkan eskalasi melalui tindakan-tindakan yang tidak bisa diterima".

Wartawan keamanan BBC, Gordon Corera, mengatakan perintah Putin tersebut banyak diterjemahkan sebagai "sinyal ancaman penggunaan senjata nuklir jika Barat menghalangi Putin".

Menaikkan status menjadi siaga membuat kemungkinan peluncuran senjata nuklir menjadi lebih cepat.

Tetapi bukan berarti Rusia "ada niat saat ini untuk menggunakan senjata nuklir".

Rusia memiliki cadangan senjata nuklir terbesar di dunia tapi juga paham bahwa NATO mempunyai cadangan senjata yang cukup untuk menghancurkan Rusia.

Yang diinginkan Putin besar kemungkinan adalah mencegah NATO mendukung Ukraina dengan menimbulkan ketakutan dan menciptakan ambiguitas.(amt/sumber:BBC.com)