Pembangunan LRT Jabodebek Dikebut: Sekarang Pengujian Kereta, 17 Agustus Langsung Beroperasi

  • Oleh : Dirham

Jum'at, 11/Mar/2022 11:22 WIB
Foto udara gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di jalur Pancoran, Jakarta. Foto udara gerbong kereta Light Rail Transit (LRT) terparkir di jalur Pancoran, Jakarta.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Pembangunan LRT Jabodebek terus dikejar. Soft launching rencananya akan digelar pada 17 Agustus 2022 bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-77.

Melirik time line yang dipaparkan oleh PT Adhi Karya (Persero) tbk, setelah soft launching kereta ringan layang ini baru beroperasi komersial sepenuhnya atau commercial operating date (COD) pada 1 Desember 2022. Dimana pengoperasian juga sudah menggunakan sistem GOA3 atau tanpa masinis.

Baca Juga:
LRT Jabodebek Beroperasi Agustus 2023, Mampu Angkut 500 Ribu Penumpang Per Hari

Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Farid Budiyanto mengatakan, progress keseluruhan lintas pelayanan sudah mencapai 90%. Detailnya 94,5% untuk pelayanan Cawang - Cibubur, lalu 89% untuk Cawang - Dukuh Atas, dan 92,9% untuk Cawang - Bekasi Timur.

Fajar menjelaskan untuk pekerjaan stasiun LRT Jabodebek sedang dalam proses penyelesaian pekerjaan interior, fasilitas ticketing, hingga mekanikal, elektrikal, dan persinyalan di tiap stasiun.

Baca Juga:
KSP Pastikan LRT Jabodebek Siap Soft Launching Pertengahan Juli 2023

Sementara untuk pembangunan fasilitas depo juga sudah mencapai 72,5% dengan manuver dan transfer track yang telah dikerjakan. Begitu juga gedung pengendali utama /OCC telah diserahkan kepada PT KAI Indonesia untuk proses persiapan operasi.

"Milestone berikutnya adalah kegiatan parkir kereta-kereta LRT Jabodebek di kawasan Depo. Kini pembangunan Fasilitas Depo menyisakan tahap penyelesaian pembangunan gedung light maintenance, heavy. maintenance, dan stabling building," kata Fajar dikutip, Jumat (11/3/2022).

Baca Juga:
Soft Launching LRT Jabodebek Ditargetkan 17 Agustus 2022

Saat ini pembangunan Depo dan 17 stasiun, juga sudah mendapat dukungan pembiayaan dari sindikasi empat bank. Yakni dari Bank Mandiri, BNI, Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, dan Bank Pembangunan Daerah Papua.

Manajer Biro Keuangan Departemen Perkeretaapian PT Adhi Karya, Achmad Nurrochman, mengatakan komitmen pembiayaan dari empat sindikasi bank mencapai Rp2,95 triliun, namun saat ini baru terserap mencapai Rp950 miliar.

"Saat ini baru Rp 950 miliar karena di perjanjian kita itu disalurkan tergantung dari progres. Tadi kan progresenya untuk stasiun 60% sedangkan untuk depo itu 70%," kata Achmad di site pembangunan depo, di Bekasi, Kamis (10/3/2022).

Achmad menjelaskan, nilai investasi untuk pembangunan Depo dan 17 stasiun mencapai Rp 4,2 triliun. Sementara alokasi dari Penyertaan Modal Negara (PMN) hanya Rp1,3 triliun, sisanya berasal dari pinjaman sindikasi senilai Rp2,95 triliun.

Sebelumnya pembangunan depo ini sempat menjadi kendala mundurnya penyelesaian proyek LRT. Karena masalah pembebasan lahan dan pendanaan yang kurang. Namun pembebasan lahan sudah selesai dari tahun lalu, dan saat ini sedang tahapan konstruksi.

Selain pekerjaan fisik, ADHI sedang tengah berproses dalam beberapa kegiatan uji coba seluruh rangkaian kereta di 3 lintas pelayanan. 

Kereta-kereta tersebut tengah menjalani proses testing dan commissioning untuk persinyalan kereta di semua titik lintas pelayanan dan di setiap titik stasiun. (ds/sumber CNBCIndonesia.com)