Kapal Pertamina yang Dicegat Greenpeace Sedang Disewa

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 06/Apr/2022 01:10 WIB
foto:istimewa foto:istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Sejak pekan lalu beredar foto dan pemberitaan pencegatan dua kapal tanker milik PT Pertamina (Persero) oleh aktivis Greenpeace di perairan Frederikshavn, Denmark, pada Kamis (31/3) lalu.

Menurut sumber CNNIndonesia.com, kapal tersebut tak sedang dioperasikan oleh perusahaan minyak negara kala terjadi insiden tersebut. Melainkan sedang disewakan kepada pihak ketiga yang membutuhkan jasa angkut barang.

Baca Juga:
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK WNI Kapal MV Hompu 1 Peru

Dia menuturkan Pertamina memang menyediakan layanan pengangkutan barang menggunakan kapal di bawah PT Pertamina International Shipping Subholding Integrated Marine Logistics.

Ia juga memastikan kedua kapal terkait tidak membawa minyak mentah dari Rusia. Namun demikian, belum diketahui juga dengan pasti apa muatan kapal sebenarnya.

Baca Juga:
Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok Sambut Arus Balik Mudik di Pelabuhan Tanjung Priok

Saat ini, terdapat 26 kapal milik Pertamina yang melayani jasa angkut barang, seperti kapal Pertamina Pride, Pertamina Prime, Pertamina Gas I dan II, serta lainnya. Kapal Pertamina Prime yang diblokir Greenpeace sendiri melayani jasa angkut untuk rute Afrika-Timur Tengah-Indonesia.

Selain itu, muatan kapal juga bukan berasal dari Rusia. Sebab, saat ini kapal tersebut ada di Belanda dan akan menuju China.

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Ribuan Peserta Mudik Gratis Sepeda Motor dengan Kapal Laut Voyage Kedua Jakarta- Semarang

Sebelumnya, Greenpeace mengklaim aksi pemblokirannya berhasil menghentikan dua kapal tanker tersebut.

Ini merupakan keberhasilan pertama Greenpeace setelah beberapa kali para aktivis itu berusaha mencegat kapal yang diduga berasal dari Rusia dalam dua pekan terakhir.

"Pada pukul 11.00 (09.00 waktu Indonesia) para aktivis mulai memblokade supertanker Pertamina Prime, mencegah kapal lain Seaoath mendekatinya dan memblokir pengiriman minyak," kata Juru Bicara Greenpeace Emma Oehlenschlager dikutip dari France24.(amt/sumber:cnnindonesia.com)