Kemenparekraf Tekankan Pentingnya Prinsip Konservasi pada Destinasi Pariwisata Alam dan Budaya

  • Oleh : Naomy

Sabtu, 27/Agu/2022 06:52 WIB
Wisata alam Indonesia Wisata alam Indonesia


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menekankan pentingnya prinsip konservasi dalam mengembangkan destinasi wisata alam dan budaya yang ada di Tanah Air.

Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani saat memberikan sambutan dalam acara “Sustainable Tourism Development Forum (STDev) Forum Seri-2 secara virtual menjelaskan sektor pariwisata menjadi sektor yang bergantung pada sumber daya alam, budaya, lingkungan, dan masyarakat sebagai daya tarik utama sekaligus menjadi sistem pendukung pembangunan sektor parekraf.

Baca Juga:
Bangun Destinasi Wisata Baru Bakauheni Harbour City, ASDP Diapresiasi Kemenparekraf

“Prinsip konservasi menjadi hal utama untuk membangun ekosistem pariwisata di Indonesia. Terlebih pembangunan kepariwisataan di era post pandemi harus mempertimbangkan multiple crisis, yang sedang dihadapi  manusia, antara lain krisis lingkungan, krisis kesehatan, hingga krisis akibat perubahan iklim yang mengancam sumber daya alam, lingkungan, budaya, dan masyarakat,” urainya.

Sesmenparekraf juga mengatakan, prinsip-prinsip konservasi menjadi nilai-nilai yang menjadi acuan bagi Kemenparekraf dalam mengembangkan destinasi alam dan budaya guna menjaga kualitas dan keberlanjutan.

Baca Juga:
Indonesia Aktif Bangun Kerja Sama Parekraf di Dunia Internasional

“Strategi konservasi yang dinamis akan menjadi semakin penting terutama sebagai sarana memfasilitasi adaptasi terhadap perubahan iklim dan variabilitas serta ekstrem yang menyertainya, seperti kekeringan yang berkepanjangan,” ungkapnya.

Kemenparekraf memiliki lima cakupan flagship pariwisata berkelanjutan yang terdiri dari Sustainable Tourism Destination (STD), Sustainable Tourism Observatory (STO), Sustainable Tourism Certification (STC), Sustainable Tourism Industry (STI), dan Sustainbale Tourism Management & Marketing. 

Baca Juga:
Peran Wanita dalam Pariwisata Dibahas Bareng Kemenparekraf dan Australia

Selain juga mengembangkan, memperkuat, serta memberlakukan skema Perhitungan Jejak Karbon.

“Sementara pada destinasi disertai dengan aksi pengimbangan karbon, menerapkan kebijakan terkait carrying capacity dan visitor management pada destinasi alam dan budaya, serta mengadakan festival dan event budaya daerah dan nasional,” ujarnya.

Selain Sesmenparekraf, hadir pula sebagai narasumber pada Sustainable Tourism Development Forum (STDev) Forum Seri-2 ini antara lain Anggota Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia (ISTC) Prof. Jatna Supriatna; Dosen Bidang Akademik dan Perencanaan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Dr. I Nyoman Sukma Arida; Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDE) Dr. Ir. Wiratno; Guru Besar Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada Prof. Baiquni; serta Ketua Umum Indonesian Inbound Tour Operators Association Dr. Paul Talo.

STDev Forum Seri-2 ini dimoderatori oleh Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi/Plt. Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh. (omy)

 

Tags :