Menhub Tawarkan Arab Saudi Peningkatan Kerja Sama Penerbangan Haji, Umroh, dan Pariwisata

  • Oleh : Naomy

Minggu, 18/Des/2022 20:18 WIB
Menhub dan pendamping di Arab Saudi Menhub dan pendamping di Arab Saudi


ARAB SAUDI (BeritaTrans.com) -  Kunjungan kerja lanjutan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ke Asia Selatan dan Timur Tengah.

Setiba di Arab Saudi Menhub bertemu sejumlah pihak di Mekkah, Jeddah, dan Riyadh, Ahad (18/12/2022). 

Baca Juga:
Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional

Dalam pertemuan tersebut, Menhub menawarkan peningkatan kerja sama di sektor penerbangan untuk haji, umroh, dan pariwisata.

Ini diharapkan dapat memulihkan kembali industri penerbangan dan perekonomian masyarakat setelah terdampak pandemi.

Baca Juga:
Menhub Sebut Pembangunan Bandara IKN Berjalan Sesuai Rencana

Setiba di Arab Saudi, Menhub disambut Wakil Menteri Transportasi Arab Saudi Saad bin Abdul Aziz Al-Khalab. 

Dia juga bertemu dengan Menteri Umroh dan Haji Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah, Menteri Transportasi dan Logistik Arab Saudi Saleh Al-Jasser, dan Direktur Jenderal Saudi Airlines Ibrahim-Al Omar.

Baca Juga:
Presiden Joko Widodo Resmikan Bandara Panua Pohuwato, Gorontalo

Selain itu, Menhub juga bertemu dengan mantan Menteri Haji dan Umroh Arab Saudi Muhammad Saleh Banten.

Saat bertemu dengan kedua Menteri Arab Saudi, Menhub menceritakan terkait penerbangan Umrah melalui Bandara Kertajati, Jawa Barat, yang telah berlangsung secara reguler, dan mengapresiasi dukungan pemerintah Arab Saudi yang telah membantu memberikan slot penerbangan umroh kepada Indonesia melalui Bandara Kertajati. 

“Saat ini Garuda Indonesia dan Lion Air sudah beroperasi. Ke depan kami mendorong Saudi Airlines untuk dapat melayani penerbangan umroh dari dan ke Kertajati. Pada tahun 2023, kami akan jadikan Bandara Kertajati sebagai embarkasi Haji,” urai Menhub.

Selanjutnya Arab Saudi menawarkan Bandara Thaif sebagai poin untuk penerbangan haji dari Indonesia. 

Hal tersebut ditawarkan dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan kloter penerbangan jamaah haji di Bandara Jeddah dan Madinah, serta dapat mengurangi masa tinggal jamaah Haji di Arab Saudi sehingga dapat menekan biaya haji.

Menhub mengatakan, kerja sama bilateral kedua negara di sektor penerbangan sudah terjalin sejak lama yaitu pada tahun 15 Desember 1988, melalui penandatanganan perjanjian hubungan udara – Arab Saudi. 

Selanjutnya dilakukan penandatanganan MoU yang mengatur hak-hak angkutan udara pada tahun 2017, di mana Indonesia membuka penerbangan penumpang dan kargo di sejumlah bandara di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Denpasar, Solo, Balikpapan dan Palembang. 

Sementara, Arab Saudi membuka penerbangan penumpang dan kargo di sejumlah bandara di Jeddah, Riyadh, Dammam, Madinah, dan Taif.

Sebelum pandemi, maskapai dari Arab Saudi yaitu Saudi Airlines telah melakukan penerbangan dari Arab Saudi ke sejumlah Bandara di Indonesia yaitu Soekarno Hatta, Juanda Surabaya, dan Kualanamu Medan.  

Namun, sejak pandemi Arab Saudi hanya melakukan penerbangan ke Bandara Soekarno Hatta. 

Sementara itu, sejumlah maskapai nasional juga telah melakukan penerbangan ke Arab Saudi melalui maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air.

“Pihak Arab Saudi menyampaikan beberapa keinginan. Mereka menginginkan untuk menambah slot penerbangan ke Bandara Soekarno Hatta. Selain itu, mereka juga ingin melayani  penerbangan ke Denpasar, Bali dan Surabaya. Mereka juga menginginkan dibukanya poin ke Yogyakarta. Tentu ini menjadi peluang yang baik bagi pemulihan industri penerbangan, pariwisata, maupun penyelenggaraan haji dan umroh,” beber Menhub.

Atas permintaan tersebut, Menhub meminta Dirjen Perhubungan Udara untuk membahas secara detail dan teknis dengan Dirjen Perhubungan Udara Arab Saudi (GACA), menyesuaikan dengan perjanjian bilateral yang berlaku. 

“Kami juga berkeinginan agar Pemerintah Arab Saudi membuka hak angkut kelima untuk Indonesia, agar maskapai Indonesia dapat membuka paket wisata dengan umrah,” tutur Menhub.

Kemudian, saat bertemu dengan pimpinan Saudi Airlines, Menhub juga mengajak maskapai asal Arab Saudi tersebut untuk melayani penerbangan ke 10 destinasi wisata prioritas seperti: Danau Toba, Tanjung Kelayang, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Wakatobi, Mandalika, Labuan Bajo, Morotai, Kepulauan Seribu, dan Tanjung Lesung. 

“Maskapai Saudi dapat beroperasi secara langsung melalui perjanjian bilateral layanan angkutan udara yang ada, atau melalui kerja sama dengan maskapai penerbangan Indonesia,” katanya.

Turut hadir dalam pertemuan itu Dirjen Perhubungan Udara Maria Kristi Endah, President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin, dan jajaran Kemenhub. (omy)