KKP Siapkan Pembudidaya Untuk Hasilkan Komoditas Ekspor

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 16/Apr/2023 19:43 WIB
Foto:Ilustrasi Foto:Ilustrasi

JAKARTA (BeritaTrans.com) -  Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat program pengembangan budidaya dengan komoditas unggulan berorientasi ekspor. 

Kali ini KKP menyasar pembudidaya ikan nila dan rumput laut yang merupakan dua dari lima komoditas unggulan yang dipersiapkan oleh KKP sebagai produk champion di sektor perikanan. 

Baca Juga:
KKP dan Unsyiah Banda Aceh Teken Kerja Sama guna Dukung Pengawasan Sektor Kelautan Perikanan

Melalui pelatihan tersebut bertajuk "Manajemen Pakan pada Pembesaran Nila" dan "Penanganan Hama Penyakit pada Budidaya Rumput Laut" KKP  melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) memberikan pembekalan kepada oleh 1.105 peserta dari seluruh Indonesia yang bergabung secara daring.

"Ini salah satu upaya kita menyiapkan SDM untuk menunjang budidaya yang mampu komoditas unggulan berorientasi ekspor, sebagaimana program Bapak Menteri”, ujar Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta.

Baca Juga:
Kementerian-KP Tawarkan Peluang Hilirisasi Perikanan di IABF 2024

Sementara itu, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP) BRSDM Lilly Aprilya Pregiwati menyampaikan bahwa salah satu yang menjadi fokus pelatihan ini adalah terkait dengan pengelolaan pakan ikan nila dan penanganan hama penyakit pada rumput laut. Kedua isu tersebut dipandang sangat penting dalam usaha perikanan budidaya. 

“Secara teknis, biaya pakan dalam kegiatan budidaya adalah 60-80% dari biaya produksi. Oleh karena itu, penggunaannya perlu dimanajemen secara baik untuk mencapai profit yang maksimal. Sedangkan pada rumput laut, salah satu yang perlu diantisipasi adalah penyakit yang dapat menyebabkan turunnya produksi" Ujar Lily.

Baca Juga:
Paus Sperma Kerdil Terdampar di Gorontalo, Ini Langkah KKP

Selain itu, Lilly juga mengatakan, "Rumput laut merupakan komoditas perikanan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di perairan Indonesia. Di samping itu, produk rumput laut Indonesia juga masih memiliki peluang besar untuk masuk pangsa pasar dunia. Namun kini, praktek budidaya rumput laut memiliki tantangan serius" 

Para peserta mengaku antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut. Mereka menyampaikan apresiasi dan terima kasih, salah satunya adalah Fiyan dari Kelompok Harapan Jaya, Kab. Sigi, yang bersama rekan-rekan pembudidayanya mengikuti pelatihan Manajemen Pakan pada Pembesaran Nila, 13 April 2023. 

"Kami berterima kasih atas pelatihannya. Kami dari Harapan Jaya berterima kasih atas semua materi yang disampaikan. Akan tetapi, kami masih cukup terkendala atas mahalnya harga pakan. Oleh karena itu, kami berharap bisa mendapatkan pelatihan tentang pembuatan pakan," jelas Fiyan.

Demikian juga, Sahrel Walih, peserta pelatihan Penanganan Hama Penyakit pada Budidaya Rumput Laut, 11 April 2023, dari Kab. Buru, Prov. Maluku, mengatakan, 

"Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini. Saya berterima kasih karena dapat membuka wawasan mengenai hama dan penyakit yang selalu menyerang rumput laut. Dengan adanya pelatihan ini, informasi saya semakin bertambah untuk penanggulangan penyakit." 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono siap menggenjot peningkatan produktivitas budidaya rumput laut. Hal tersebut disampaikannya saat mengunjungi Kampung Budidaya Rumput Laut Mamolo di Kabupaten Nunukan, 30 Maret 2023.

"Potensi pasarnya besar. Makanya rumput laut menjadi salah satu komoditas unggulan yang akan kita terus kejar target produksinya. Caranya dengan memanfaatkan daerah-daerah potensial seperti di Kampung Budidaya Rumput Laut Mamolo ini," ungkapnya.

Selain itu, Menteri Trenggono juga mendorong ikan nila menjadi salah satu proyek unggulan nasional untuk menjawab kebutuhan pasar internasional. Hal ini disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi, 14 April 2023. (fhm)