Transformasi Budaya Safety, Pelindo TPK Bentuk Tim "Safety Champion"

  • Oleh : Ahmad

Rabu, 11/Okt/2023 13:21 WIB
foto:istimewa/ipctpk foto:istimewa/ipctpk

BOGOR (BeritaTrans.com) - Komitmen untuk menjadikan “safety” sebagai budaya perusahaan terus digaungkan oleh PT Pelindo Terminal Petikemas. Hal itu dimaksudkan untuk mewujudkan kegiatan operasional terminal peti kemas yang aman dan lebih efektif. Perseroan telah menunjuk 48 orang pekerja operasional dari seluruh terminal peti kemas sebagai “safety champion”. Mereka bertugas sebagai wakil manajemen untuk mendukung implementasi “safety culture” di lingkungan SPTP Group.

Baca Juga:
Pangkalan PLP Tanjung Priok Beri Pelatihan Protokoler kepada KSOP Sorong

Direktur Pengelola PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Putut Sri Muljanto mengungkapkan bahwa “safety” merupakan hal penting dalam kegiatan operasional pelabuhan. Baik terminal peti kemas maupun untuk non peti kemas. Keberadaan “safety culture” menjadi mengingat kegiatan operasional pelabuhan memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.

“Perlu adanya kepedulian dari seluruh pekerja, karena “safety” berangkat dari masing-masing individu untuk menjalankan kegiatan dengan benar dan aman,” kata Putut dalam pembukaan acara Safety Transformation SPTP 2023, di Bogor, Selasa (10/10).

Baca Juga:
Pelabuhan Pangkal Balam Bakal Dikelola Jadi Terminal Peti Kemas oleh Pelindo

Menurut Putut, untuk mendukung terminal yang mengedepankan aspek “safety”, juga perlu didukung dengan perbaikan operasional terminal. Operasional yang terstandar dan sesuai dengan kaidah yang berlaku di dunia kepelabuhanan internasional. Termasuk juga kepedulian terhadap perawatan peralatan dan fasilitas yang ada di dalam terminal.

Direktur Utama PT Pelindo Terminal Petikemas M. Adji menyebut “safety culture” membutuhkan komitmen yang kuat dari pucuk pimpinan perusahaan. Pimpinan harus memiliki “roadmap” dan menjadi contoh langsung dalam penerapan “safety” di lingkungan SPTP Group. Adji juga menyebut terdapat 3 hal yang menjadi “quick win” penerapan “safety” yakni induksi keselamatan (safety induction), sterilisasi terminal peti kemas, dan pemenuhan kebutuhan minimum dalam menunjang “safety” di terminal peti kemas.

Baca Juga:
Tingkatkan Produktivitas, Pelindo Terminal Petikemas Pindahkan Peralatan Bongkar Muat

Lebih lanjut, Adji menyebut bahwa 90% kecelakaan kerja di area terminal peti kemas disebabkan perilaku tidak aman dari pekerja. Sisanya sebesar 10% disebabkan kondisi tidak aman. Oleh karenanya, PT Pelindo Terminal Petikemas berfokus dalam merubah perilaku pekerja yang berorientasi pada “safety” saat bekerja.

“Safety ini merupakan bagian dari roadmap transformasi SPTP, karena di dalamnya ada kegiatan untuk merubah perilaku pekerja. Dimana hal itu membutuhkan komitmen dan contoh dari pimpinan perusahaan. Dalam penerapan di lapangan kami menyiapkan  48 safety champion yang diharapkan dapat mempengaruhi semua pihak yang berkegiatan di dalam area terminal untuk mengedepankan keselamatan dan kesehatan kerja,” ujar Adji.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Sorong Jece Julita Piris menyebut implementasi “safety” di TPK Sorong saat ini sudah semakin baik. Para pekerja khususnya tenaga kerja bongkar muat yang bekerja di TPK Sorong sudah semakin memahami pentingnya keselamatan dalam bekerja di area terminal. Menurut Jece untuk menjadikan “safety” sebagai budaya dalam bekerja diperlukan ketegasan pengelola terminal.

“Pelindo di TPK Sorong saat ini sudah tegas terhadap para pekerja yang berkegiatan di dalam terminal. Mereka juga diberikan pengetahuan atau sosialisasi terkait “safety” termasuk juga penggunaan alat pelindung diri dalam melaksanakan pekerjaan di dalam terminal peti kemas,” sebut Jece.(ahmad)