Jalur Rel Anjlokan di Sentolo - Wates Sudah Bisa Dilalui Kereta Api Berkecepatan Normal

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 22/Okt/2023 17:26 WIB
Kereta api melintas di jalur KA yang mengalami anjlok pada Selasa (17/10/2023) di jalur antara petak di Stasiun Sentolo -Wates.(Foto/dok.KAI) Kereta api melintas di jalur KA yang mengalami anjlok pada Selasa (17/10/2023) di jalur antara petak di Stasiun Sentolo -Wates.(Foto/dok.KAI)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) memastikan perjalanan kereta api telah berangsur normal kembali. 

Mulai Sabtu hingga Ahad siang (21 – 22/10) seluruh perjalananan KA yang melintas di petak jalur rel antara Stasiun Sentolo – Stasiun Wates sudah bisa dilalui dengan puncak kecepatan 80 km/jam. 

Baca Juga:
Kereta Api Manahan Tabrak Truk di Brebes hingga Anjlok, 2 Orang Tewas

Mulai lancarnya operasional kereta api ini berkat kerja keras dan kolaborasi dari seluruh jajaran unit KAI dibantu dengan stakeholders eksternal lainnya, sehingga proses perbaikan jalur rel berjalan dengan cepat dan lancar. 

Sebanyak kurang lebih 60 personel dikerahkan untuk memperbaiki jalur antara Stasiun Sentolo – Stasiun Wates dengan menggunakan alat perawatan jalan rel jenis MTT sebanyak 2 unit dan jenis PBR 1 unit. Adapun material yang digunakan dalam proses perbaikan jalur tersebut yaitu 350 buah bantalan rel, 200 meter Potongan rel, dan 400 m3 batu kricak.

Baca Juga:
Jalur Rel di Stasiun Tanggulangin Sudah Bisa Dilewati Kereta Api

“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak atas kerja samanya dalam menangani kejadian anjloknya KA Argo Semeru beberapa hari yang lalu, serta langkah-langkah normalisasi jalur sehingga dapat dilalui KA dengan normal kembali,” ujar EVP of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam keterangan resmi, Ahad (22/10/2023).

Adapun daftar perjalanan KA di wilayah KAI Daop 6 Yogyakarta pada Minggu pagi hingga siang ini di antaranya:
A. Daftar Kedatangan KA di KAI Daop 6 Yogyakarta
a. KA 90 (Mataram) datang Stasiun Solo jam 06.04, tepat
b. KA 82F (Manahan) datang Stasiun Solo jam 06.55, tepat
c. KA 248 (Progo) datang Stasiun Lempuyangan jam 07.05, tepat
d. KA 172 (Joglosemarkerto Cilacap - Yogyakarta) datang Stasiun Yogyakarta jam 09.07, tepat
e. KA 210F (Banyubiru) datang Stasiun Solo jam 09.58, lambat 3 menit
f. KA 95 (Sancaka) datang Stasiun Yogyakarta jam 11.00, tepat
g. KA 88 (Fajar Utama Solo) datang Stasiun Solo jam 13.25, tepat

Baca Juga:
Kereta Api Pandalungan Anjlok Sudah Berhasil Dievakuasi

B. Daftar Keberangkatan KA di KAI Daop 6 Yogyakarta
a. KA 167 (Joglosemarkerto Solo - Semarang) berangkat Stasiun Solo jam 06.10, tepat
b. KA 98 (Sancaka) berangkat Stasiun Yogyakarta jam 06.45, tepat
c. KA 141 (Fajar Utama Yogyakarta) berangkat Stasiun Yogyakarta jam 07.00, tepat
d. KA 242 (Sritanjung) berangkat Stasiun Lempuyangan jam 07.20, tepat
e. KA 91 (Lodaya) berangkat Stasiun Solo jam 07.20, tepat
f. KA 7 (Argo Lawu) berangkat Stasiun Solo jam 08.30, tepat
g. KA 67 (Taksaka) berangkat Stasiun Yogyakarta jam 08.45, tepat
h. KA 89 (Mataram) berangkat Stasiun Solo jam 08.50, tepat
i.  KA 79F (Manahan) berangkat Stasiun Solo jam 09.45, tepat
j. KA 135 (Bogowonto) berangkat Stasiun Lempuyangan jam 10.00, tepat
k. KA 207F (Banyubiru) berangkat Stasiun Solo jam 10.40, tepat
l. KA 171 (Joglosemarkerto Yogyakarta - Cilacap) berangkat Stasiun Yogyakarta jam 11.10, tepat
m. KA 96 (Sancaka) berangkat Stasiun Yogyakarta jam 11.30, tepat
n. KA 247 (Progo) berangkat Stasiun Lempuyangan jam 12.05, tepat

“Terkait penyebab anjloknya KA 17 Argo Semeru, KAI telah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Kementerian Perhubungan untuk menginvestigasi kejadian ini,” jelas Agus.

KAI tetap fokus dan berkomitmen terhadap keselamatan dan pelayanan optimal kepada seluruh pelanggan.

“KAI berkomitmen melakukan berbagai evaluasi agar jajarannya selalu siap dalam mengantisipasi perubahan iklim yang sangat ekstrim saat ini. Antisipasi tersebut telah tertuang dalam SOP AMUS (Alat Material Untuk Siaga). Dalam sistem AMUS tersebut sudah disiapkan dari kesiapan peralatan dalam penanganan gangguan di jalur rel, ketersediaan material cadangan prasarana dan kesiapan para personilnya,” tutup Agus.(fhm)