Satgas Anti Hoax PWI dan UMB Ungkap Strategi Literasi Digital Hadapi Gelombang Berita Palsu

  • Oleh : Naomy

Senin, 18/Des/2023 04:49 WIB
Webinar bahas anti hoax Webinar bahas anti hoax


 
JAKARTA (BeritaTrans.com) - Dalam menghadapi era informasi digital yang penuh dengan berita palsu, Satgas Anti Hoax Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menjadi garda terdepan dalam upaya meningkatkan literasi digital masyarakat. 

Konsep "Hoax Proof Yourself" menjadi sorotan dalam diskusi berjudul "Hoax Proof Yourself: Menjaga Kredibilitas Sebagai Langkah Awal Menuju Literasi Digital," kerja sama antara Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana (UMB) dengan Tim Satgas Anti Hoax PWI Pusat. Acara ini digelar secara daring pada 14 Desember 2023.
 
Acara yang dibuka oleh Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Dr. Farid Hamid ini merupakan bagian dari kelas Event Management yang diampu Riki Arsmendi Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana. 

Baca Juga:
UMB-PWI Pusat Tekankan Pentingnya Verifikasi dalam Karya Akademik dan Jurnalistik

Hannanda Yusufany bertindak sebagai moderator, sementara pembicara utama adalah Ary Julianto (Wartawan Senior dan Anggota Satgas Anti Hoax PWI) dan Dudi Hartono (Dosen Fikom UMB dan Anggota Satgas Anti Hoax PWI). 

Keduanya memaparkan proses produksi, distribusi, dan dampak dari hoax atau kabar bohong.
 
Menurut Ary, kredibilitas memiliki peran krusial dalam literasi digital karena dapat memengaruhi keputusan, persepsi, dan pemahaman individu terhadap informasi yang mereka temui dalam lingkungan digital.

Baca Juga:
Netralitas Kampus dalam Pemilu, Peran UMB di Pesta Demokrasi

Dia menekankan pentingnya memastikan kredibilitas sumber informasi guna menghindari paparan hoax. 

“Karena penting bagi kita untuk memastikan kredibilitas sumber informasi untuk menghindari paparan hoax,” kata wartawan VOI ini.
 
Ary juga memberikan petunjuk mengenali hoax, seperti asal sumber yang mencurigakan. Dia menyoroti ciri-ciri berita bohong, termasuk judul yang provokatif dan hiperbolik. 

Baca Juga:
Menkominfo Pimpin Kick Off Satgas Anti Hoaks PWI Pusat

Dudi menyoroti faktor biologis manusia sebagai faktor utama dalam penyebaran hoaks di masyarakat, mengutip penjelasan pakar neurosains, Sam Harris. 

“Ada bias kognisi dan konfirmasi dalam otak manusia,” kata Dudi.
 
Kedua pembicara sepakat bahwa peningkatan literasi digital menjadi kunci untuk mengantisipasi penyebaran berita palsu. Ary menyarankan melakukan cek fakta (fact checking), sementara Dudi merekomendasikan pendekatan skeptisisme dan penundaan penyebaran informasi.
 
Di tempat terpisah Iqbal Irsyad, Ketua Satgas Anti Hoax PWI Pusat, menegaskan bahwa seminar semacam ini merupakan bagian dari program satgas untuk tindakan preemptif dan preventif kepada masyarakat, selain tindakan korektif melalui pemantauan dan klarifikasi informasi. 

Dengan fokus pada literasi digital, Satgas Anti Hoax PWI berupaya menjadikan masyarakat lebih tangguh terhadap ancaman hoax dalam era informasi digital.
 
“Selain melakukan tindakan korektif melalui pemantauan dan klarifikasi informasi, kami juga akan menggelar rangkaian seminar sebagai bentuk tindakan preemptif dan preventif kepada masyarakat,” kata Iqbal dalam keterangan di Jakarta, Ahad (17/12/2023).