Netralitas Kampus dalam Pemilu, Peran UMB di Pesta Demokrasi

  • Oleh : Naomy

Sabtu, 10/Feb/2024 05:41 WIB
Rektor UMB Rektor UMB

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Beberapa hari lagi pemungutan suara Pemilu 2024 akan berlangsung. Universitas Mercu Buana bersama dengan seluruh rakyat Indonesia menyambut antusias pesta demokrasi lima tahunan ini. 

Baca Juga:
Satgas Anti Hoax PWI dan UMB Ungkap Strategi Literasi Digital Hadapi Gelombang Berita Palsu

Sebagai sarana pendidikan putera puteri bangsa, Universitas Mercu Buana (UMB) secara aktif mendorong tumbuh kembangnya partisipasi politik dengan ikut serta mensukseskan Pemilu dengan memberikan ruang bagi civitas akademika untuk menyalurkan aspirasi politiknya pada 14 Februari 2024.

“Ruang akademik di Universitas Mercu Buana adalah tempat di mana berbagai gagasan, pendapat, dan pandangan dapat berkembang secara bebas tanpa takut akan adanya diskriminasi atau represi. Netralitas adalah prinsip penting dalam lingkungan akademi yang memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide-ide mereka tanpa adanya tekanan dari pihak mana pun,” ungkap Prof Andi Adriansyah di Jakarta pada Jumat (9/2/2024).

Baca Juga:
PWI Pusat- Universitas Mercu Buana Teken MoU Tingkatkan Literasi Digital dan Memerangi Hoax

Dia memastikan bahwa di UMB ruang akademik ini dikembangkan untuk memastikan setiap anggota civitas merasa aman dan nyaman ikut serta berpartisipasi dalam Pemilu tahun ini.

“Ruang akademik yang netral di UMB menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua mahasiswa, dosen, dan staf. Ini berarti bahwa tidak ada satu pun pandangan atau kekuatan politik yang diberikan perlakuan Istimewa,” ujarnya. 

UMB mendorong setiap anggota civitas untuk berkontribusi dalam pesta demokrasi sebagai bagian dari hak politik sebagai warga negara. Pihaknya ruang yang sama bagi anggota civitas dalam ikut berpartisipasi Pemilu tanpa memandang latar belakang, identitas atau kepercayaan mereka. 

“Budaya politik subyek yang menempatkan individu dengan kesadaran dan pengetahuannya dalam memilih adalah langkah penting untuk menjadi pemilih yang bertanggung jawab. Budaya politik parochial yang menempatkan individu sebagai obyek kekuatan politik tertentu sudah usang dan tidak sesuai dengan budaya akademik yang menempatkan tanggung jawab individu sebagai norma yang dijunjung tinggi,” tutur professor Peneliti Robot Humanoid ini.

Namun, tambah Andi, meskipun netralitas adalah prinsip yang penting, bukan berarti bahwa semua pandangan atau tindakan diperlakukan dengan cara yang sama. 

UMB tetap mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan mengambil tindakan terhadap diskriminasi, pelecehan atau tindakan yang tidak etis. 

Dengan demikian, ruang akademik yang netral di universitas ini juga merupakan tempat yang aman bagi seluruh sivitas akademika, di mana mereka dapat melindungi martabat mereka dan menyuarakan kekhawatiran mereka tanpa takut akan penindasan atau pembalasan.

“Sebagai perguruan tinggi, UMB menjalankan peran mercusuar penegakkan etika melalui netralitas kampus dalam Pemilu. Sikap ini untuk mendorong  terciptanya lingkungan akademis yang sejalan dengan peran perguruan tinggi untuk mengembangkan keluhuran budi, menjunjung pengetahuan dan pengembangan sikap intelektual,” katanya.

Secara keseluruhan, ruang akademik di UMB memainkan peran penting dalam mendukung kebebasan akademik, dialog antarbudaya, dan pembangunan masyarakat yang inklusif. 

Dengan menjaga netralitas dan mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, kampus memberikan kontribusi yang berharga dalam membentuk generasi yang berpikiran terbuka dan berperasaan empati. (omy)