Perkembangan Pembangunan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap Saat Ini

  • Oleh : Fahmi

Senin, 08/Janu/2024 20:09 WIB
Foto:Ilustrasi Foto:Ilustrasi

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkap kabar terbaru dari proyek tol terpanjang di Indonesia, yakni Jalan Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Tol Getaci).

Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian, mengungkapkan bahwa saat ini proyek tol tersebut masih dalam tahap lelang.

Baca Juga:
Proyek Tol Gilimanuk-Mengwi Ditargetkan Mulai Dibangun Akhir 2024

Dia mengungkapkan, Tol Getaci menjadi salah satu PSN yang penyelesaiannya molor melewati tahun 2024 karena sebelumnya sempat terkendala masalah biaya.

"Getaci kan masih lelang, sabar. Kita masih tender jadi masih lelang dan jadinya [selesai dan dioperasikan] lewat 2024," kata Hedy saat ditemui di sela-sela peresmian Jalan Tol Cinere - Serpong, Senin (8/1/2024). 

Baca Juga:
Tol IKN Segmen SP Tempadung-Jembatan Pulau Balang Rampung Juni 2024

Hedy mengungkapkan, apabila proses lelang berjalan lancar, konstruksi proyek tol tersebut akan dilaksanakan pada kuartal II/2024.

"Konstruksinya tahun ini, mungkin bisa semester 2 mungkin ya," ujarnya.

Baca Juga:
Jalan Tol IKN Bakal Beroperasi Agustus 2024

Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, ruas tol Gedebage-Tasikmalaya-Ciamis yang akan menjadi jalan tol terpanjang RI memiliki total panjang ruas mencapai 108,3 kilometer (km).

Jalan tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini pada awalnya dicanangkan akan melintas di dua provinsi yakni Jawa Barat sepanjang 171,40 km dan Jawa Tengah sepanjang 35,25 km dengan total panjang 206,65 km.

Secara lebih rinci, Tol Getaci terdiri dari 4 seksi yakni Seksi 1 Junction Gedebage – Garut Utara (45,20 km), seksi 2 Garut Utara - Tasikmalaya (50,32 km), seksi 3 Tasikmalaya – Patimuan (76,78 km), dan seksi 4 Patimuan – Cilacap (34,35 km).

Sementara itu, pembangunan Tol Getaci diperkirakan akan menghabiskan biaya investasi sekitar Rp56,20 triliun dan masa konsesi selama 40 tahun yang terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).(fhm)