5 Tahun Samsuri Kemudikan Bus Shantika Bekasi-Jepara

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 18/Nov/2020 15:55 WIB
Bus Shantika Big Top berwarna hijau parkir di Terminal Pulo Gebang, Jakarta. (Foto:BeritaTrans.com & Aksi.id) Bus Shantika Big Top berwarna hijau parkir di Terminal Pulo Gebang, Jakarta. (Foto:BeritaTrans.com & Aksi.id)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Sebelum menjadi pengemudi bus PO New Shantika jurusan Bekasi-Jepara, Jawa Tengah, Samsuri sempat menjadi sopir pribadi.

Diceritakan dia, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai sopir, dia sebelumnya mengawali dengan menjadi kernet di PO tersebut.

Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Ini Kronologi Penyebabnya!

Tidak mudah untuk Sam, memulai mengendarai bus hingga akhirnya dipercayakan dan mendapatkan bus 'batangan' atau bus yang dibawanya sehari-hari tanpa ditukar dengan sopir lain.

"Jadi ngernet dulu di Shantika, cari pengalaman dulu bagaimana di jalan," ungkapnya kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id di terminal Pulogebang, Ahad (15/11/2020).

Baca Juga:
Sopir Jaklingko dan Pengurus Bus AKAP Cekcok di Terminal Lebak Bulus, Begini Kronologinya

Warga Bangsri, Jepara, Jawa Tengah ini juga menceritakan keinginan menjadi sopir lantaran keahlian dan pengalaman cuma sebatas itu. 

"Kepengen jadi sopir bus ya, ngenet dulu. Di sini (Shantika) sudah lima tahun kira-kira, Sebelumnya mobil pribadi rumahan," cerita Sam.

Baca Juga:
Bocah Berburu Klakson Telolet Basuri

Kini hari-harinya dia dipercaya oleh PO membawa bus dengan kelas 'Big Top' berkapasitas 26 orang.

Berseragam khas Shantika, dia melayani penumpang di jalur lintas jawa, antara Jakarta-Jepara pulang pergi.

Saat ditemui Aksi.id dan BeritaTrans.com di Terminal Pulogebang, Jakarta, bus yang dikendarainya diakuinya telah sampai di Jakarta pagi hari dan diberangkatkan lagi pada sore hari. Artinya dia tidak menginap atau perpal.

"Keadaan biasa normal, enggak terlalu rame, enggak penuh soalnya, yah isi 60 persen dari 26 bangku," katanya.

Dengan mengendarai bus berkapasitas 26 penumpang, bus tersebut tidak selalu penuh penumpang karena berbeda saat belum adanya pandemi Covid-19.

"Selama corona, haduh payah, pemasukan seret," canda bapak dua orang anak itu.

"Kalau sepi ya perpal jikalau enggak ada penumpang. Sering nginap," tambahnya.

Mengenai waktu tempuh, bus yang di awaki tiga orang dengan dua supir dan satu kernet itu memerlukan waktu delapan jam di perjalanan.

"Jakarta-Jepara delapan jam. Tol terus, keluar makan nanti di Beresebes, nanti masuk tol lagi," katanya.

Diceritakannya juga mengenai pendapatanyta yang  tidak besar, namun tetap disyukurinya.

"Enggak banyak, kecil. Dua hari 200 ribu. Sama orang nyangkul banyakan orang nyangkul," ceritanya.

Demi keluarga dia tetap terus melaju di atas aspal hitam, siang dan malam. Terkadang tidur di terminal, terkadang juga tidur di bangku bus selama melaju di perjalanan bergantian dengan sopir lain. (fahmi).