Pengemudi Bus Sumber Alam: Penumpang Sepi, Penghasilan Amburadul

  • Oleh : Bondan

Kamis, 07/Janu/2021 18:29 WIB
Dwi, pengemudi bus Sumber Alam. Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id. Dwi, pengemudi bus Sumber Alam. Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id.

BEKASI (BeritaTrans.com) - Seorang pengemudi bus antarkota antarpropinsi (AKAP) tengah duduk santai pada bagasi bus dengan segelas kopi hitam di pool bus Sumber Alam, Pondok Ungu, Bekasi, Kamis (7/1/2021).

Pool PO Sumber Alam, Pondok Ungu, Bekasi, Kamis (7/1/2021). Foto: BeritaTrans.com dan Aksi.id.

Baca Juga:
Terminal Kepuhsari Jombang Hanya Berangkatkan Sedikit Bus saat Libur Panjang

Dia adalah Dwi (54), pria asal Gombong, Jawa Tengah. Sudah tujuh tahun berprofesi sebagai pengemudi bus antarkota antarpropinsi (AKAP) di perusahaan otobus (PO) Sumber Alam.

“Sebelumnya saya selama 11 tahun kerja jadi sales di perusahaan kayu dan 6 bulan jadi pengawas kapal nelayan di TPI pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. Karena di pelabuhan merasa bosan dan hasilnya sedikit,  saya beralih bawa bus AKAP di Sumber Alam sampai sekarang. Itu pun saya coba-coba ngirim lamaran ke PO Sumber Alam, kebetulan saya punya SIM B Umum. Ngga taunya keterima, langsung saya loncat jadi pengemudi bus,” cerita Dwi kepada BeritaTrans.com dan Aksi.id.

Baca Juga:
Lika-Liku Perjalanan Bus ALS Bekasi ke Medan, Lalui Lintas Tengah Sumatra Berhari-Hari

Selama belasan tahun menjadi sales hingga sebagai pengemudi bus. Dwi mampu menyekolahkan tiga anaknya hingga tamat di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Gombong.

“Alhamdulillah, anak saya tiga-tiganya sudah lulus sekolah semua dan sudah pada bekerja semua. Anak pertama saya sudah berkeluarga dan membuka usaha bengkel sendiri. Yang kedua sudah tiga tahun kerja di Jepang dari sebelumnya ikut pelatihan kerja. Ya lumayanlah dulu saya keluar uang buat kursusin anak ke dua dengan penghasilan saya yang pas-pasan. Anak ketiga juga buka usaha sendiri,” tuturnya.

Baca Juga:
Terminal Bekasi Ramai Dipadati Penumpang Akhir Tahun

Pria dengan penampilan sederhana ini juga menjelaskan, kondisi pahit di tahun ini tengah dirasakannya akibat sepi penumpang. Yang menyebabkan merosot hingga 50 persen.

“Penumpang selama pandemi ya nggak membludak kaya tahun lalu, malah sekarang merosotnya ampun banget, ini aja saya gantian narik sama kawan yang tujuannya sama, Jogja-Jakarta. Karena sekarang dari PO dibatasi maksimal 4 trip pulang-pergi (PP),” jelasnya.

Masa pandemi ini sangat mempengaruhi penghasilan kru atau awak bus yang tidak menentu.

“Masalah penghasilan sekarang jangan ditanya deh, amburadul. Biasanya dulu saya bisa bawa uang bersih itu sekitar Rp 500 ribu, sekarang mah Rp200-Rp300 ribu udah alhamdulillah banget,” jelasnya.

Biaya Operasional

Dia juga menambahkan, selama perjalanan biaya operasional kru tetap ditanggung perusahaan mulai dari makan hingga bahan bakar.

“Alhamdulillahnya lagi kaya begini perusahaan masih menanggung semua biaya kru selama perjalanan dari makan sampai solar. Tapi ya repotnya masalah solar, di Sumber Alam pakainya sistem jatah. Jadi misalkan jatah kita 10 liter ya segitu dapetnya, kalau ternyata selama perjalanan 10 liter  habis mau ngga mau kita yang nombok. Ngga diganti. Beda lagi kalau sistemnya cor, berapapun habisnya solar yang digunakan, saat mengisi bahan bakar. Nanti akan diganti oleh perusahaan, kaya PO lain,” ungkapnya.

Tarif Bus Sumber Alam

Pada libur Natal 2020 dan Tahun Baru 2021, tarif semua trayek bus Sumber Alam ada kenaikan. Dari harga normal Rp 180 ribu menjadi Rp200 ribu.

“Untuk tarif pas libur tahun kemarin sempat naik. Tapi sekarang sudah balik lagi normal tarifnya buat semua trayek. Tarif Rp180 ribu penumpang sudah dapat makan satu kali di rumah makan Sumber Alam,” tutup Dwi sambil menyeruput segelas kopi hitam.