Kemenkes Apresiasi Program Jalan Hijau BPTJ

  • Oleh : Naomy

Rabu, 21/Apr/2021 14:51 WIB
Kampanye Jalan Hijau Kampanye Jalan Hijau


JAKARTA (BeritaTrans.com). - Kementerian Kesehatan mengapresiasi progran Jalan Hijau yang diinisiasi Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi menyambut baik ajakan BPTJ Kementerian Perhubungan untuk bersinergi dan berkolaborasi mengkampanyekan Gerakan Jalan Hijau. 

Baca Juga:
BPTJ Gelar Rapat Persiapan Operasi Angleb 2024 di Wilayah Jabodetabek

"Hasil Riskesdas Tahun 2018 menunjukkan ketidakaktifan fisik di Indonesia meningkat menjadi 33,5% seiring dengan peningkatan angka obesitas menjadi 21,8%. Ketidakaktifan fisik memicu peningkatan kejadian penyakit tidak menular," tuurnya dalam Virtual Event Kampanye Jalan Hijau Achievement Award 2021 di Jakarta, Selasa (20/4/2021).

Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia pada tahun 2018 juga meningkat, di antaranya kanker meningkat dari 1,4% menjadi 1,8%, diabetes meningkat dari 1,5% menjadi 2,0%, stroke meningkat dari 7,0% menjadi 10,9% dan hipertensi 8,4%. 

Baca Juga:
Bersama BPTJ, Komisi V DPR Tinjau Kesiapan Angleb di Terminal Baranangsiang & Poris Plawad

Ketidakaktifan fisik akan memicu masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar.

masyarakat harus melakukan perubahan pola perilaku untuk mengantisipasi masalah kesehatan ini. Inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan kebijakan pemerintah yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat berperilaku sehat melalui aktivitas fisik, gizi seimbang, perilaku hidup bersih dan sehat, lingkungan sehat, serta pencegahan dan deteksi dini penyakit. Implementasi GERMAS membutuhkan keterlibatan lintas sektor untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai,  dapat hidup produktif dan terhindar dari Covid-19. 

Baca Juga:
Hari Kedua Ramp Check Jelang Angleb, Dishub Kota Bekasi Temukan 4 Bus Tak Laik Jalan di Terminal

“Saya menyambut baik upaya Kampanye Jalan Hijau yang mendorong semaksimal mungkin masyarakat berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki sejalan dengan upaya Pembudayaan Aktivitas Fisik dalam Kampanye GERMAS yang tertuang dalam Inpres No 1 tahun 2017. Hal ini merupakan bukti sinergi dan kolaborasi antar instansi pemerintahan,” urainya.

Kepala BPTJ Polana B Pramesti mengatakan, seandainya masyarakat mau mengubah pola transportasinya dari naik kendaraan pribadi beralih menggunakan angkutan umum massal dan pemanfaatan berjalan kaki serta bersepeda / Non-Motorized Transportation (NMT) atau yang disebut sebagai Gerakan Jalan Hijau, bukan hanya akan membuat ancaman berbagai penyakit non infeksi bisa diminimalisir, tetapi juga menciptakan kondisi ramah lingkungan yang secara langsung akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat urban di Jabodetabek. 

“Oleh karena itulah, agar Gerakan Kampanye Jalan Hijau lebih mudah diterima publik, BPTJ memandang perlu untuk mensinergikannya dengan isu-isu publik lainnya seperti isu kesehatan yang erat kaitannya dengan permasalahan transportasi perkotaan,” ujar Polana.  

Kualitas hidup masyarat Jabodetabek, kata dia,  memang sangat terkait dengan kualitas udara. 

Data menyebut kualitas udara Jakarta dan daerah sekitarnya cenderung buruk bahkan beberapa kali menempati ranking atas dibanding kota-kota lain di dunia. 

Sementara itu transportasi menyumbang sekitar 40% atas buruknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya. 

"Dengan semakin banyak masyarakat Jabodetabek yang berpindah ke angkutan umum massal dan memanfaatkan non motorized transportation secara langsung ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya," pungkas Polana. (omy)