Yusuf Harahap Gabung di Bus ALS Sejak Tahun 1987

  • Oleh : Fahmi

Kamis, 26/Agu/2021 14:28 WIB
Yusuf Harahap pengemudi bus ALS rute Bekasi-Medan saat menaikkan penumpang di pool ALS Bekasi, Kamis (26/8/2021). Yusuf Harahap pengemudi bus ALS rute Bekasi-Medan saat menaikkan penumpang di pool ALS Bekasi, Kamis (26/8/2021).

BEKASI (BeritaTrans.com) - Di usia senjanya, pengemudi bus tetap menjadi rutinitas untuk mencari nafkah memenuhi kehidupan sehari-hari. Meski pandemi kerap membuat jumlah penumpang sepi dan berakibat berkurangnya pendapatan dia tetap melakoninya. 

"Penumpang dapat hari ini, maju. Kalau enggak ada cari di jalan. Kadang sampai Medan enggak begaji juga," kata Yusuf Harahap saat ditemui di agen pool ALS Bekasi, Kamis (26/8/2021). 

Baca Juga:
Terminal Kepuhsari Jombang Hanya Berangkatkan Sedikit Bus saat Libur Panjang

Laki-laki berusia 58 tahun ini, meceritakan kondisi di jalan saat ini juga banyak peraturan yang mengharuskan kru dan penumpang harus memiliki surat bebas Covid-19. Aturan tersebut membuat jumlah penumpang berkurang saat ini. 

Yusuf terpaksa menjalankan busnya lantaran tidak memiliki pekerjaan lain, sedangkan dia harus mencukupi biaya sehari-harinya sendiri. 

Baca Juga:
Lika-Liku Perjalanan Bus ALS Bekasi ke Medan, Lalui Lintas Tengah Sumatra Berhari-Hari

"Tahan-tahankan ajalah, dari pada enggak makan," ujarnya. 

Mengawali dari menjadi Co-Driver atau kenek bus ALS semenjak tahun 1987. Yusuf Harahap kini sudah puluhan tahun mengejadi pengemudi di ALS. 

Baca Juga:
Sopir Jaklingko dan Pengurus Bus AKAP Cekcok di Terminal Lebak Bulus, Begini Kronologinya

Saat ini dia menjalankan bus rute Medan-Jakarta hingga pool akhir di Bekasi, Jawa Barat. 

Menjalankan trayek tersebut diceritakannya, saat pandemi covid-19 kondisi penumpang cenderung sepi. Bahkan biaya operasional dan perawatan bus juga masih kurang. 

Yusuf menceritakan sebelum menjadi sopir dia sebelumya menjadi kenek selama lima tahun. Dan akhirnya di tahun 1992 dia menjadi sopir hingga saat ini. 

Dia bercerita, di usia tuanya, dia bukan tidak ingin pensiun. Pendapatan dan keahliannya masih bisa dimanfaatkan dia masih tetap terus melayani penumpang. Terlebih lagi masih ada orang yang percaya dan memperkerjakan dia sebagai sopir senior di ALS. 

"Gak ada duit, gimana mau pensiun. Anak enggak punya binik enggak punya, untuk diri sendiri ajalah," sebutnya. 

Warga Tanjung Merawa ini juga menceritakan adanya pemeriksaan fiktif di sejumlah penyekatan yaitu di pelabuhan penyeberangan.

Dia menceritakan bahwa ada penumpang bus yag tidak memiliki surat bebas covid-19 atau habis masa berlakunya harus membayar sejumlah uang kemudian tidak dilakukan pemeriksaan yang sesuai. 

"Covid-19 ini macam proyek baru. Banyak kali di pelabuhan, penumpang enggak ada surat bayar cepek (Rp100 ribu)," katanya. 

Yusuf berharap adanya aturan yang jelas sehingga pelaku transportasi tidak dipermainkan sebagian oknum."Periksa cantik ajanya itu. Lntak aja lah orang itu (petugas)," celotehnya. 

Dia juga mengeluhkan saat ini penumpang sepinya karena imbas dari perpanjangan PPKM yang berlarut-larut. "Banyak kali PPKM, macam perpanjangan STNK nanti sekali lagi ganti plat," ocehnya. (Fahmi)