Angkasa Pura I Bantah Miliki Utang Rp35 Triliun, Faik Fahmi: Hanya Rp28 T

  • Oleh : Naomy

Rabu, 08/Des/2021 21:33 WIB
Direksi Angkasa Pura I Direksi Angkasa Pura I

 

JAKARTA (BeritaTrans.com) -- PT Angkasa Pura I membantah adanya kabar bahwa pihaknya memiliki utang hingga Rp35 triliun.

Baca Juga:
InJourney Airports Layani 35,3 Juta Pergerakan Penumpang Selama Triwulan I

Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I (persero) Faik Fahmi menyatakan, utangnya di kisaran Rp28 triliun. Hal itu disampaikannya, untuk meluruskan kabar sebelumnya yang sudah beredar di media.

"Kondisi Angkasa Pura I tidak seburuk apa yang diberitakan di media selama ini," ungkap Faik dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/12/2021).

Baca Juga:
Trafik penerbangan di Bandara Angkasa Pura II Naik 5% di Periode Angleb

Menurutnya, utang AP I kepada kreditur dan investor hingga November 2021 mencapai sekitar Rp28 triliun.

"Selain itu ada kewajiban lain seperti ke karyawan, supplier, dan lainnya sekitar Rp4,7 triliun. 

Baca Juga:
Ini 3 Indikator Bikin Angleb di Bandara Angkasa Pura II Sukses

"Dengan begitu, total kewajiban kita saat ini sekitar Rp32,7 triliun," ujar dia.

Namun Faik memastikan utang yang dialami AP I saat ini bukan masalah struktural,  hanya saja adanya utang tersebut membuat kondisi keuangan AP I belum beranjak pulih akibat dampak pandemi Covid-19.

"Bahkan ada potensi lebih buruk lagi bila tidak dilakukan upaya penyehatan atau restrukturisasi," ujar Faik.

Ditambahkannya, seluruh utang AP I terjadi sebelum pandemi Covid-19, di mana pihaknya sibuk melakukan pengembangan 10 bandara. 

Hal tersebut dilakukan untuk menyelesaikan masalah kapasitas. Dia menuturkan, sebelum pandemi, jumlah penumpang AP I di atas kapasitas yang tersedia.

"Contohnya saat tahun 2017, kapasitas bandara AP I untuk 71 juta penumpang per tahun namun realisasi penumpangnya mencapai 90 juta per tahun dan ini meningkat lagi di tahun 2018," kata dia.

Faik menambahkan, untuk menyelesaikan masalah kapasitas di bandara tersebut, AP I tidak menggunakan APBN atau PMN. Pihaknya menggunakan pendanaan internal dan eksternal.

Dari seluruh bandara yang kita kembangkan, kebutuhannya mencapai Rp23,3 triliun dari dana eksternal dan dari internal Rp2,5 triliun.

Saat ini, AP I tengah melakukan restrukturisasi finansial dan operasional yang ditargetkan selesai 2022. Dalam proses tersebut, AP I melakukan upaya asset recycling, intensifikasi penagihan piutang, pengajuan restitusi pajak, efisiensi operasional seperti layanan bandara berbasis trafik, simplifikasi organisasi, dan penundaan program investasi serta mendorong anak usaha untuk mencari sumber-sumber pendapatan baru.

AP I menetapkan total target hasil restrukturisasi akan mencapai tambahan dana Rp3,8 triliun dan efisiensi biaya sebesar Rp704 miliar. Selain itu juga perolehan fund raising sebesar Rp 3,5 triliun.

Namun, ditegaskan Faik, adanya pembangunan bandara Angkasa Pura I, maka secara konsolidasi menambah aset perusahaan. 

"Di 2021 ini akan mencapai Rp44 triliun dari semula Rp24 triliun di 2017, saat proyek-proyek pengembangan bandara mulai dilaksanakan," pungkasnya. (omy)