Cerita Kala Mahasiswa Bali Ada dalam Pusaran Operasi KGB...

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 10/Mar/2022 09:22 WIB
foto:istimewa/ilustrasi foto:istimewa/ilustrasi

JAKARTA (BeritaTrans.com)  - Sepak terjang Badan Intelijen Uni Soviet (KGB) di masa Perang Dingin selalu punya cerita. Salah satunya bahkan melibatkan seorang mahasiswa asal Bali, Made Odantara. Peristiwa itu dimulai pada 1958. Saat itu Made Odantara kuliah di Universitas Lumumba, Moskwa, hingga lulus pada 1963. 

Singkat cerita, saat itulah Made Odantara terpikat oleh seorang perempuan Uni Soviet yang tidak diketahui namanya. Ternyata sang perempuan merupakan agen intelijen yang dibina oleh Kementerian Kebudayaan Uni Soviet. Made Odantara yang saat itu sudah kadung cinta dengan sang pujaan hati diperdaya oleh intelijen Soviet untuk mencuri rahasia industri Jepang. Kebetulan Made Odantara akan melanjutkan studi ke Jepang. 

Baca Juga:
Mahasiswa KKN 2024 Unsika Gelar Pekan Olahraga Desa Pasirukem Day

Sebelum kembali ke Indonesia, KGB mendesak Made Odantara meneken perjanjian untuk bersedia menyuplai informasi kepada agen Uni Soviet jika sudah berada di Jepang. "Selama belajar di Jepang nanti akan mengumpulkan informasi mengenai perindustrian di Jepang untuk diserahkan kepada pihak Soviet," begitu kira-kira isi perjanjian yang ditandatangani Made. Made Odantara lalu pulang dan pergi ke Kedutaan Uni Soviet di Jakarta. 

Dia dilatih untuk melakukan operasi intelijen untuk menyerahkan rahasia industri Jepang kepada agen intelijen Soviet. Setelah pulang dari Moskwa dan kembali ke Indonesia, Made Odantara melanjutkan pendidikan di Jepang sambil bekerja pada 1964. Saat di Negeri Sakura, dia mengikuti pelatihan kerja di pabrik Shinetsu Polymer Co. di Saitama dan Kyodo Chemical Industry Co. di Katsushika. Baca juga: Mengenal Sekolah Tinggi Intelijen Negara, Kuliah Gratis dan Jadi CPNS Saat itulah dia rajin mengirimkan berbagai informasi rahasia industri Jepang kepada sejumlah agen intelijen Soviet. Para mata-mata Soviet yang beroperasi di Jepang itu bernama Vyachevlov Aleesevich Solovyev dan Lvanovich Vladimir Solovyev. 

Baca Juga:
Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Danu Kerti Buleleng Bali

Para mata-mata Soviet beroperasi di Jepang dengan menggunakan kedok sebagai perwakilan perdagangan. Made Odantara menyelundupkan informasi kepada agen Soviet dengan beragam cara. Pertemuan rahasia antara kedua belah pihak kerap dilakukan di lobi atau restoran hotel, taman, pusat perbelanjaan, hingga kedai kopi. Kecurigaan aparat keamanan Jepang terhadap gerak-gerik Made Odantara dimulai dari observasi seorang detektif di Kepolisian Tokyo. 

Sang detektif sempat melihat cara menyetir Made Odantara yang menurut dia tidak wajar karena mengambil jalan berputar-putar untuk mencapai suatu lokasi. Selain itu, cara mengemudi Made Odantara terlihat tidak rapi. Alhasil, sang detektif membuntuti mobil yang dikemudikan Made Odantara hingga tiba di Hotel Fairmont. Di sana, Made Odantara bertemu dengan seorang lelaki kulit putih yang duduk di sebuah meja dekat lobi hotel. 

Baca Juga:
BNPB: Gempa M5,2 Karangasem Bali Sebabkan 34 Rumah Warga Hancur, Ada 61 Kali Susulan, Waspadai

Saat itulah sang detektif melihat Made Odantara memberikan surat kabar yang sudah dilipat kepada lelaki kulit putih itu. Tidak lama kemudian, lelaki kulit putih yang rupanya seorang mata-mata Soviet memberikan uang lewat kolong meja kepada Made Odantara. Made Odantara langsung pergi setelah menerima uang itu. 

Sang detektif kemudian melaporkan aktivitas itu kepada dinas rahasia Jepang. Agen dinas rahasia Jepang kemudian membuntuti Made Odantara. Akhirnya, pada 11 Mei 1969, aparat Jepang menangkap Made Odantara dan membongkar aksi spionase Uni Soviet. Penangkapan Made Odantara sempat membuat geger masyarakat Jepang dan Indonesia.(amt/sumber:kompas.com)