Menteri Trenggono Soroti Pentingnya Kawasan Mangrove Bebas Sampah untuk Kesehatan Laut dan Pertumbuhan Ekonomi

  • Oleh : Fahmi

Rabu, 20/Apr/2022 16:56 WIB
Menteri Trenggono saat meninjau lokasi Taman Ekowisata Mangrove Pandansari. Menteri Trenggono saat meninjau lokasi Taman Ekowisata Mangrove Pandansari.

BREBES (BeritaTrans.com) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meninjau kawasan konservasi mangrove di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (19/4/2022). Menteri Trenggono menyoroti pentingnya menjaga kawasan ekowisata tersebut dari sampah untuk menjaga kelestarian ekosistem laut dan pesisir, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui beragam kegiatan di dalamnya. 

"Ini adalah peran KKP yang begitu serius dan peduli dalam menangani pesisir. Banyak sekali potensi ekonomi yang berkembang. Tapi pesan saya satu, perhatikan sampah yang dibawa oleh pengunjung dan sediakan tempat sampah di setiap sisi," imbau Menteri Trenggono saat meninjau lokasi. 

Baca Juga:
KKP Tangkap Kapal Pencuri Ikan Berbendera Malaysia di Selat Malaka

Taman Ekowisata Mangrove Pandansari semula adalah merupakan area tambak yang mengalami abrasi. Saat ini, area tersebut menjadi kawasan hutan mangrove sekaligus area wisata bahari yang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan mendirikan berbagai usaha kuliner seafood. 

KKP, sambung Menteri Trenggono, tengah gencar melakukan rehabilitasi maupun memperluas kawasan konservasi termasuk mangrove sebagai implementasi pengembangan ekonomi biru di Indonesia. 

Baca Juga:
Politeknik KKP Sidoarjo Buka Penerimaan Mahasiswa Baru, Dibuka untuk Umum

Mangrove merupakan salah satu tanaman laut yang dapat menyerap dan menyimpan karbon lima kali lebih banyak dari tanaman lainnya. Dalam dua tahun terakhir, KKP telah melakukan rehabilitasi kawasan mangrove melalui mekanisme Padat Karya Penanaman Mangrove seluas 138,92 hektare dengan jumlah bibit yang ditanam sebanyak 777.800 batang serta melibatkan tenaga kerja sebanyak 438 orang dan 3.812 HOK (hari orang kerja). 

Selain upaya rehabilitasi kawasan mangrove melalui kegiatan penanaman, KKP juga melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pemanfaatan produk olahan turunan mangrove. Dengan memanfaatkan beberapa jenis mangrove yang ada di Desa Kaliwlingi, seperti jenis Rhizopora dan Avicennia, masyarakat diberikan pelatihan sekaligus bantuan sarana dan prasarana pengolahan produk turunan mangrove non-kayu menjadi pewarna batik dan makanan ringan. 

Baca Juga:
Kementerian-KP Galang Dukungan Internasional, Perluas Kawasan Konservasi Laut

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo memastikan pengelolaan kawasan mangrove akan semakin diperkuat. Selain punya pengaruh besar dalam mitigasi perubahan iklim, kawasan mangrove juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. 

Langkah penting lain yang dilakukan KKP untuk menjaga kawasan mangrove adalah dengan gencar melakukan edukasi ke tengah masyarakat. 

"Dalam menjaga kesehatan laut dan menjaga ekologinya, yang tidak kalah penting adalah menjaga kebersihan kawasan mangrove. Semua pihak harus punya komitmen yang sama dalam menangani masalah sampah, misalnya kita bisa bikin edukasi soal sampah untuk masyarakat," pungkas Victor. 

Dalam kunjungan kerja tersebut, Menteri Trenggono yang didampingi para pejabat eselon I juga turut berdialog dengan masyarakat dan menyaksikan produk olahan turunan mangrove yang diproduksi oleh masyarakat setempat. (Fhm)