Jepang Berencana Bikin Kereta Cepat di Luar Angkasa, Menghubungkan AntarPlanet

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 24/Jul/2022 10:00 WIB
Ilustrasi kereta peluru Jepang di luar angkasa(Earth & Planetary Env. Disaster Research Unit) Ilustrasi kereta peluru Jepang di luar angkasa(Earth & Planetary Env. Disaster Research Unit)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki sistem transportasi perkeretaapian terbaik di dunia.

Bahkan Jepang memiliki kereta peluru jenis E5 yang memiliki kecepatan hingga 320 km/jam. Namun baru-baru ini, para peneliti di Universitas Kyoto mengumumkan ide yang membuat semua orang tercengang.

Baca Juga:
KCIC: Penumpang Whoosh Masih Ramai pada H+3 Lebaran, Lonjakan Pengguna Diprediksi Sampai Lebih dari 20 Ribu

Mereka berencana membuat kereta berkecepatan tinggi antarplanet, yang bisa menghubungkan Bumi, Bulan, dan Mars. Rencananya, mereka bekerja sama dengan salah satu perusahaan konstruksi terkemuka, yakni Kajima Construction untuk mewujudkan proyek ambisius ini.

Seperti dikutip dari Eurasian Times, para peneliti ini ingin mewujudkan sistem transportasi antarplanet, yang disebut 'Hexatrack’ untuk dilintasi kereta peluru.

Baca Juga:
Layanan Penumpang Prioritas di Kereta Whoosh, KCIC Siagakan Petugas Pendamping hingga ke Stasiun Tujuan

Nantinya track ini dapat mempertahankan gravitasi 1G (gravitasi normal bumi) bahkan selama perjalanan jarak jauh untuk mengurangi efek dari paparan gravitasi rendah yang berkepanjangan.

Dalam proposal penelitiannya, tim dari Universitas Kyoto mengatakan Stasiun lintasan di Bumi akan dijuluki Stasiun Terra. Sementara kereta api yang bergerak di lintasan pengukur standar dengan enam gerbong akan disebut Space Express.

Baca Juga:
Jadwal Keberangkatan Kereta Cepat Whoosh Senin 26 Februari, Relasi Jakarta-Tegalluar PP

Space Express rencananya akan memiliki bagian yang disebut Heksakapsul. Sesuai namanya, heksakapsul adalah kapsul dengan bentuk heksagonal dan perangkat bergerak disiapkan untuk bagian tengah.

Ada juga bagian mini kecil (radius 15 meter) yang akan melakukan perjalanan bolak-balik antara Bumi dan Bulan.

Bagian selanjutnya adalah kapsul besar (radius 30 meter) yang akan melintasi jalur antara Bumi dan Mars dan Bulan dan Mars.

Kapsul besar tersebut nantinya memiliki struktur di mana kerangka luar 'mengambang', mungkin menggunakan teknologi elektromagnetik, terlihat pada kereta Maglev di Jerman dan China.

Selain membangun kereta luar angkasa, para peneliti juga berencana membangun 'The Glass,' yang memungkinkan manusia hidup di luar angkasa dengan nyaman layaknya ketika berada di bumi.

Direktur Pusat Penelitian Kosmologi Berawak SIC dan Sekolah Pascasarjana Kajian Terpadu Lanjutan di Universitas Kyoto,Yosuke Yamashiki mengatakan selama ini Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab secara aktif mendorong migrasi ke Mars. 

Namun dia ingin Jepang menangani masalah yang sama sekali berbeda dan mewujudkan ide orisinal mereka secara mandiri.

“Melalui diskusi selama beberapa tahun terakhir, tiga pilar yang kami usulkan kali ini adalah teknologi inti yang tidak ada dalam rencana pembangunan negara lain dan sangat diperlukan untuk memastikan terwujudnya kolonisasi antariksa manusia di masa depan,” Jelas Yosuke.(fh/sumber:kompas)