Perkuat Daya Tahan Hadapi Beragam Situasi Termasuk Isu Krisis Global, Angkasa Pura II Gandeng BRIN

  • Oleh : Naomy

Minggu, 13/Nov/2022 18:37 WIB
Kerja sama AP II dan BRIN Kerja sama AP II dan BRIN


JAKARTA (BeritaTrans.com - PT Angkasa Pura II bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkolaborasi  bangun korporasi adaptif terhadap berbagai situasi dan kondisi yang kian rentan terhadap berbagai gejolak krisis. 

Kolaborasi AP II dan BRIN dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama Riset yang ditandatangani pada 10 November 2022. 

Baca Juga:
Trafik penerbangan di Bandara Angkasa Pura II Naik 5% di Periode Angleb

President Director AP II Muhammad Awaluddin menyampaikan, peran riset sangat penting bagi suatu perusahaan dalam menentukan strategi bisnis. 

“AP II selaku operator 20 bandara di Indonesia sangat memerhatikan hasil riset dari berbagai lembaga di dalam negeri maupun global. Di tengah pandemi Covid-19, setiap tiga bulan kami melihat hasil riset sebagai masukan dalam menentukan strategi,” jelas Muhammad Awaluddin saat menjadi keynote speaker dalam Research Collaboration Sharing #6 yang digelar BRIN setelah penandatangan kerja sama AP II - BRIN. 

Baca Juga:
Ini 3 Indikator Bikin Angleb di Bandara Angkasa Pura II Sukses

Kerja sama riset dengan BRIN dapat membantu AP II dalam memanfaatkan seluruh sumber daya secara maksimal dan optimal di setiap kondisi. 

“Peran BRIN sangat penting untuk mendukung AP II dalam memanfaatkan seluruh aset dan sumber daya untuk menghadapi berbagai situasi dan kondisi. BRIN dapat mendukung AP II untuk menjadi korporasi yang adaptif termasuk dalam mengantisipasi krisis global,” urainya.

Baca Juga:
Mantap, Meroket 15 Tangga, Bandara Soekarno-Hatta jadi Peringkat 28 Terbaik Dunia Tahun 2024

Awaluddin mengatakan, riset juga sangat penting dalam mendukung pelaku di industri penerbangan nasional untuk dapat dengan baik menjalani periode pemulihan dari dampak pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung saat ini. 

Pemulihan penerbangan secara nasional dimulai pada tahun ini, dan diperkirakan pemulihan akan terus meningkat pada 2023 untuk kemudian diharapkan lalu lintas penerbangan kembali normal pada 2024. 

"Pada 2023, pelaku di industri aviasi nasional harus siap mengakomodir meningkatnya permintaan penerbangan yang lebih tinggi dari tahun ini,” ujar Awaluddin. 

Pandemi Covid-19 menurutnya, juga memunculkan celah yang besar terkait sumber daya suatu perseroan. 

“Sebelum pandemi, perusahaan ekspansif menambah dan mengembangkan aset. Ketika pandemi, aset tersebut mungkin ada yang tidak produktif. Peran riset sangat penting untuk memberikan solusi dalam isu-isu seperti ini, dan secara keseluruhan riset dapat mendukung korporasi dalam periode pemulihan penerbangan ini,” tutur Awaluddin. 

Dalam menyambut pemulihan industri penerbangan ini, AP II melakukan sejumlah penyesuaian dalam tiga aspek, yakni model operasional/bisnis, pengembangan nilai tambah (value/suppy chain model) dan peningkatan daya tarik di industri (market/industry attractiveness).

Ketiga aspek tersebut diperkuat dengan Digital Capabilities, Data Integration, Strong Leadership, Collaborative Ecosystem dan Digital Technology.

Di tempat yang sama, Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN Agus Eko Nugroho menuturkan, riset dan korporasi dapat saling berdampingan. 

“Harapannya tentu kolaborasi Pusat Riset Koperasi, Korporasi, dan Ekonomi Kerakyatan BRIN dan AP II ini, akan memberikan langkah konkret dari upaya untuk memperkuat korporasi,” ujar Agus.

Dia bilang, AP II dan BRIN akan membangun korporasi dan strategi bisnis yang adaptif terhadap situasi yang semakin rentan terhadap berbagai macam gejolak krisis. 

"Aspek yang penting adalah mulai dari strategi bisnis, SDM, termasuk juga inovasi teknologi, dan inovasi tata kelola," pungkasnya. (omy)