Ditjen Hubdat Bahas Transportasi Cerdas Melalui Webinar

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 17/Feb/2023 20:38 WIB
Webinar Ditjen Hubdat Webinar Ditjen Hubdat


JAKARTA (BeritaTrans.com) –  Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menggelar “Knowledge Sharing On Intelligent Transportation System and Trucking Regulation” Kamis (16/2/2023) malam. 

Diselenggarakan dalam format webinar, acara ini mengundang pembicara dari United States Department of Transportation dan sejumlah praktisi transportasi internasional. 

Baca Juga:
Sampaikan Belasungkawa Kecelakaan di Ciater, Ditjen Hubdat: Uji Berkala Bus Trans Putera Fajar Kadaluarsa!

Secara umum, webinar ini mendiskusikan mengenai sistem transportasi cerdas dan juga regulasi angkutan barang terutama dalam mencegah adanya truk ODOL di Indonesia.

Dalam sambutan pembukanya, Direktur Angkutan Jalan Suharto menyatakan, melalui agenda ini diharapkan diperoleh sejumlah masukan dan input terkait sistem transportasi cerdas serta mengenai regulasi truk. 

Baca Juga:
Subsidi Angkutan Barang Perintis Naik 46%, Langkah Serius Pemerintah Dukung Ekonomi di Wilayah 3TP

“Intelligent Transportation System (ITS) atau sistem transportasi cerdas merupakan elemen penting dalam manajemen transportasi dan selalu menjadi perhatian utama pemerintah," ungkap Suharto. 

Di Indonesia, sistem ini tertuang dalam Permenhub nomor 76 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Transportasi Cerdas di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Baca Juga:
Kemenhub Berangkatkan Peserta Balik Gratis Moda Bus dari 9 Terminal

Menurutnya, kemacetan merupakan isu global yang kerap mendapat perhatian akhir-akhir ini salah satunya akibat tidak seimbangnya jumlah kendaraan dan ketersediaan jalan. 

Salah satu tujuan diadakannya webinar ini, kata Suharto, juga sebagai salah satu wadah untuk bertukar pikiran dalam pengelolaan sistem transportasi cerdas di Indonesia maupun Amerika Serikat.

“Peningkatan jumlah pembangunan jalan termasuk jalan tol di Jakarta dan sekitarnya menjadi contoh bahwa jumlah jalan tidak proporsional sesuai dengan kenaikan jumlah kendaraan. Hal ini menyebabkan kemacetan terutama di jam-jam sibuk,” imbuhnya.

Untuk mengatasi masalah kemacetan, perlu ada inovasi terbaru dalam bidang IT yang dapat menciptakan fasilitas maupun infrastruktur transportasi yang lebih informatif, aman, nyaman, berkelanjutan, serta mendorong penggunaan transformasi digital di Indonesia. 

Suharto menjabarkan, pemerintah hadir dengan implementasi transportasi cerdas untuk mengatasi kemacetan yang terjadi terutama di kota-kota besar. 

Melalui sistem ini juga, pemerintah mencoba menyediakan solusi dengan mengintegrasikan para pengguna jalan, sistem transportasi, dan juga kendaraan melalui sistem teknologi dan informasi, salah satunya seperti penggunaan Area Traffic Control Systems (ATCS).

Melalui sistem ini, pengaturan lalu lintas menjadi lebih responsif, terutama dengan teknologi sensor lampu merah atau hijau.

“Saat ini, program revitalisasi angkutan massal yang hadir melalui program Buy The Service (BTS) juga telah menerapkan, teknologi transportasi cerdas untuk meningkatkan keamanan, sistem pengawasan, serta kenyamanan para penggunanya selama menggunakan transportasi umum. 

Selain itu, terkait kendaraan 
ODOL, yang setiap hari melintas di jalan tol dan jalan non tol dinilai telah menyebabkan kerusakan jalan dan emisi yang cukup tinggi.

Selain itu juga memicu kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan banyak korban jiwa. 

"Sebagai bentuk keseriusan dalam memberantas kendaraan ODOL, Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan Polri dan Pemda telah melakukan upaya serius, termasuk normalisasi kendaraan,” ujar Suharto.

Oleh karena itu, sebagai salah satu instansi yang bertanggungjawab dalam sistem transportasi cerdas dan pembuat regulasi angkutan barang, Kemenhub selalu menjalin kerja sama dengan instansi dan pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan sistem transportasi yang aman, andal, dan ramah lingkungan, salah satunya dengan United States Department of Transportation yang dinilai telah efektif mengembangkan Intelligent Transportation Systems (ITS).

Egan Smith selaku Acting Director, ITS Joint Program Office (JPO) dari US Department of Transportation, menjelaskan bahwa sepanjang tahun 2021-2022 pihaknya sedang mengembangkan smart community environment. 

Disebutkannya, hal ini dapat terjadi dengan dukungan kolaborasi dari berbagai pihak. Ke depan pihaknya akan mencoba untuk terus mengutamakan kebutuhan masyarakat dan komunitas melalui inovasi teknologi dan penelitian terkait transportasi.

Di sisi lain, Elly Sinaga selaku President dari Indonesia Road Safety Partnership (IRSP) menjelaskan, penerapan penggunaan sistem transportasi cerdas di Indonesia salah satunya melalui ATCS telah dilakukan di lebih dari 100 kota se Indonesia serta sistem pembayaran jalan tol tanpa kartu atau multi lane free flow. 

“Sementara terkait manajemen pengelolaan angkutan barang saat ini di Indonesia masih mencari bentuk teknologi dan regulasi yang tepat untuk diterapkan, terutama untuk menghindari adanya truk ODOL,” kata Elly.

Sementara itu M. Kamaluddin selaku Sekjen Intelligent Transportation System-Indonesia dalam kegiatan yang sama menyampaikan bahwa kehadiran kendaraan listrik juga menjadi salah satu bagian dalam ekosistem digital di industri transportasi. 

“Kehadiran kendaraan listrik akan mendukung penerapan E-Mobility dan program Zero Emission. Saat ini 30 bus TransJakarta telah menggunakan kendaraan listrik, selain itu sudah ada 113 SPKLU di 87 lokasi tersebar di Jakarta sebagai stasiun pengisian daya ulang kendaraan listrik,” kata Kamaluddin. 

Turut hadir pembicara lainnya Neil Spiller dari Operations Federal Highway Administration, Leroy Taylor selaku Innovative Technology Deployment (ITD) Program Manager Federal Motor Carrier Safety Administration, John Berg dari Transportation Specialist Office of Freight Management and Operations Federal Highway Administration, dan Steven Jessberger sebagai Transportation Engineer Federal Highway Administration. (omy)