Memenuhi Kebutuhan Armada KRL, Djoko: Ayo Mulai Hentikan Beli Kereta Bukan Baru!

  • Oleh : Naomy

Sabtu, 04/Mar/2023 08:01 WIB
KRL Commuter Line KRL Commuter Line

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kereta rel listrik (KRL) bekas sudah dimulai sejak 23 tahun yang lalu dan selama itu pula, menurut Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno, PT KAI/KCJ/KCI belum pernah membeli/investasi KRL baru sendiri, satu trainset pun.

Selama masa itu, ada KRL Baru buatan INKA, loan dari KFW, yang dibeli oleh Negara melalui Kementerian Perhubungan dan saat ini dioperasikan di lintas Yogya-Solo. 

Baca Juga:
Libur Lebaran Usai, KAI Commuter Layani Lebih 954 Ribu Penumpang KRL Tiap Harinya

Sebaiknya, jika kebutuhan PT KCI 10 trainset/tahun, maka diadakan KRL bekas delapan trainset, dan dua trainset baru (dari INKA).

"Perbandingan ini makin lama komposisi barunya bertambah," ujar Djoko, Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga:
KAI Commuter Prediksi 900 Ribu Lebih Penumpang KRL Jabodetabek di Hari Pertama Kerja Usai Libur Lebaran

Hal itu mengingat PT INKA pun juga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan, misalnya 10 train set dalam setahunnya. Karena masa produksi memerlukan waktu yang cukup panjang. 

Keuntungannya, setiap tahun INKA dapat order produksi KRL baru dan kebutuhan operasi KRL PT KCI terpenuhi.

Baca Juga:
Stasiun Integrasi KRL dengan KA Lokal, KAJJ, LRT hingga KA Bandara Terjadi Peningkatan Penumpang, KAI Commuter: Memudahkan Perjalanan Mudik Masyarakat

"Dengan memproduksi rutin KRL setiap tahun, maka diharapkan kualitas produk PT INKA juga semakin baik," ucapnya.

Dengan kondisi sekarang, pilihan pertama, dibiarkan, bila rangkaian yang usang tidak dioperasikan, banyak penumpang KRL terlantar.

Pilihan kedua, tetap dioperasikan, namun keselamatan perjalanan siapa yang menjamin.

Hal ini sebenarnya bukan menambah jumlah KRL tapi mengganti yang sudah tidak bisa beroperasi lagi.

Kita dukung keduanya

"Produk dalam negeri dengan aturan TKDN bisa bikin bangsa kita mandiri dalam trknologi perkeretaapian, namun harus tahu situasi dan  kondisi pabrikan di dalam negeri," kata dia.

Impor, jangan sampaikan kebablasan, kurang menghargai produk dalam negeri dan kemampuan bangsa sendiri.

Impor barang bekas itu murah tapi juga harus diakhiri. 

"Sekarang masa transisi, mulailah berbenah untuk yang lebih baik segalanya," tegas Djoko.

Menurutnya, kereta impor bukan baru memang terasa murah di awal, tapi toh ternyata perawatannya mahal. 

"Pegawai PT KCI pada mengeluh cari suku cadangnya sudah tidaj diproduksi di Jepang akhirnya kanibal," katanya 

Untuknya dia memberi solusi, lebih baik membeli mahal di awal rangkaian baru, namun lebih murah perawatan, dan bangsa sendiri bisa mandiri. (omy)