Dipotong Grab-Gojek, Penghasilan Ojol jadi Makin Anyep

  • Oleh : Redaksi

Senin, 03/Apr/2023 15:01 WIB
Foto:Istimewa Foto:Istimewa

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Sejak beberapa tahun lalu, penghasilan para driver ojek online (ojol) mengalami penurunan signifikan. Kabarnya hal ini diakibatkan potongan besar yang dilakukan oleh aplikasi ride hailing Gojek dan Grab.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono menjelaskan saat tahun-tahun pertama kehadiran ojol, para pengemudi bisa mengantongi Rp 5-10 juta. Namun itu berbeda sejak beberapa tahun terakhir yang menurun hingga 50% atau bahkan di bawah Upah Minimal Provinsi.

Baca Juga:
Komisi V DPR: Operator Ojek Online Harus Perhatikan Kesejahteraan para Driver

"Makin ke sini makin menurun lagi karena perusahaan aplikasi menerapkan potongan di luar dari permintaan kita sangat tinggi," ungkap Igun, kepada CNBC Indonesia belum lama ini.

Fakta inilah yang membuat banyak dari pengemudi yang akhirnya beralih profesi. Salah satunya, menurut Igun, adalah menjadi pegawai kantoran dan wirausaha.

Baca Juga:
Begini Tanggapan Maxim Indonesia Terhadap Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor KP 667 Tahun 2022

"Ramai-ramai beralih profesi. mencari profesi yang lebih permanen memberi penghasilan untuk nafkahi keluarganya. Minimal bisa punya penghasilan UMP," jelas Igun.

Pekerjaan ojol juga bagi kebanyakan driver tak lagi menjadi sumber pendapatan utama. Saat ini, banyak dari mereka yang akhirnya menjadikan profesi sampingan atau part time.

Baca Juga:
Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Minta Kemenhub Hilangkan Sistem Zonasi dan Batasi Biaya Sewa Aplikasi 10%

Penelitian Mahasiswa Doktoral London School Economics (LSE), Muhammad Yorga Permana juga mengungkapkan fakta yang sama. Bahkan penurunan pendapatan para driver terjadi sejak 2019, sebelum pandemi melanda Indonesia.

"Berbeda pada awal kehadirannya, skema bonus harian yang ditawarkan oleh aplikasi sudah tidak menarik lagi," tulis laporan tersebut.

Laporan itu juga mengungkapkan dua pertiga dari 1.000 pengemudi yang disurvei di Jakarta berharap bisa beralih dari profesinya sekarang. Jika bisa memilih, mereka ingin jadi pegawai kantoran saja.

"Dua pertiga dari mereka mengungkapkan jika mereka bisa memilih, lebih memilih pekerjaan tradisional [jam kerja] 9 sampai 5 daripada bekerja sebagai pengemudi transportasi online," tulis penelitian tersebut.(fhm/sumber:cnbc)