Transformasi Awak Kapal, SPJM Gelar Workshop Standarisasi Layanan Marine

  • Oleh : Ahmad

Selasa, 13/Jun/2023 13:58 WIB
foto:istimewa/pelindospjm foto:istimewa/pelindospjm

SAMARINDA (BeritaTrans.com) – PT Pelindo Jasa Maritim, Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Group menggelar Workshop Awak Kapal sebagai bagian dari upaya standarisasi layanan di bidang marine, pekan lalu.

Workshop Transformasi Awak Kapal pada Regional 4 Balikpapan, Samarinda, Ambon, dan Regional 4 Sorong yang digelar di Balikpapan, Kalimantan Timur ini untuk mewujudkan layanan dengan standar yang sama di seluruh wilayah Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM).

Baca Juga:
Sukses Angkutan Laut Lebaran 2024, KSOP Utama Tanjung Priok Gelar Penutupan Bersama Stakeholder di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok

 

Tubagus Patrick Tribudi Utama Iskandar, Sekretaris Perusahaan PT Pelindo Jasa Maritim mengatakan, workshop ini diharapkan dapat langsung berdampak pada peningkatan layanan yang dirasakan manfaatnya oleh pemakai jasa.

Baca Juga:
H+12 Lebaran 2024, Pelindo Regional 4 Catat 667.012 Penumpang Naik dan Turun di Pelabuhan Timur Indonesia

“Standarisasi marine merupakan komitmen SPJM dalam mendukung Standarisasi Operasi MEPS untuk service excellence khususnya dalam bidang marine,” kata dia.

Standarisasi dilakukan melalui pengembangan kapasitas sumber daya manusia, khususnya crew armada kapal. Para awak diberikan berbagai materi untuk mendukung dan meningkatkan kompetensi mereka, mulai dari penanaman nilai AHKLAK sebagai budaya inti di Pelindo hingga materi substansial lainnya.

Baca Juga:
Tingkatkan Kapasitas Bongkar Muat Curah Kering, Pelindo Tambah 2 Unit Mini Bulldozer

“Awak kapal adalah ujung tombak layanan marine yang wajib memiliki kompetensi dalam melaksanakan job desknya,” ujar Tubagus Patrick, dalam keterangan tertulis, Senin (12/6/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, “Dibutuhkan marine awareness dari setiap crew kapal, bagaimana mereka merespon keadaan darurat, serta menerapkan K3 tanpa kompromi demi keselamatan bersama.”

“Setiap keluarga tentu sangat mendambakan orang-orang yang mereka cintai pulang dengan selamat, itu yang ingin kami penuhi di perusahaan ini,” tukasnya.

Dia menambahkan bahwa pelayanan adalah prioritas perusahaan. Hal-hal penting yang menjadi hightlight dalam standarisasi ini adalah pengembangan kapasitas crewing kapal karena perannya sangat signifikan dalam mendukung layanan kepada pemakai jasa.

Pola bisnis yang terus berubah menuntut adaptasi yang tinggi. Pasca serah terima operasi, awak kapal diharuskan memahami dengan baik proses bisnis eksisting dan mampu beradaptasi terhadap potensi perubahan pola bisnis penundaan kapal. Di mana membangun kepemimpinan di berbagai level, membangun lingkungan kerja yang harmonis dan ber-kolaborasi dalam mencapai tujuan merupakan target pelaksanaan workshop.

Awak kapal adalah sumber daya Pelindo dengan job desk utama sebagai crew kapal tunda. Untuk itu secara komprehensif mereka digugah untuk menguasai Basic Ship Maintenance dan Troubleshooting berupa pengenalan dan sosialisasi tata cara pola pemeliharaan dan perbaikan permesinan kapal sesuai ketentuan yang berlaku.

Selain itu, materi dasar namun sangat krusial dalam menjalankan tugas sehari-hari adalah Basic Vessel atau Tug’s Operation sebagai upaya untuk memahami tata cara pengoperasian kapal tunda (harbour tug) dengan baik dan benar, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Mereka juga mendalami Basic HSSE Marine, di mana mereka wajib mengenali dan memahami posisi job desk masing-masing serta sejauh mana tingkat kesadaran awak kapal terhadap keselamatan kapal.

Tak lupa, awak yang merupakan garda terdepan layanan marine ini dibekali dengan Basic Safety Practice untuk menghadapi dengan penuh tanggung jawab praktik keselamatan dan keamanan dalam pelayanan penundaan kapal.

Drill K3L atau simulasi pelatihan dilakukan untuk menanamkan kesadaran crew akan pentingnya selalu waspada dan terlatih menangani kondisi darurat sebelum menimbulkan fatalitas. Fire repression drill misalnya, digelar di berbagai wilayah kelolaan dan diikuti para crew agar mereka menguasai langkah-langkah penanganan kondisi darurat. Dengan demikian mereka diharapkan tetap tenang dan secara cepat mengambil langkah yang benar dalam situasi darurat.

Ini merupakan inisiasi perusahaan untuk menjadi semakin baik dari sisi internal khususnya bidang marine di 37 pelabuhan. Untuk tahun ini, secara bertahap cabang yang menjadi prioritas utama pelaksanaan standarisasi marine adalah Belawan, Tanjung Priok, Makassar, Balikpapan, Ambon, dan Sorong.

Syah Alam, Marine Manager Graha Power Kaltim, salah satu Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) yang mendapat layanan dari Pelindo di Bontang mengatakan bahwa koordinasi yang dilakukan oleh crew kapal SPJM dalam memberikan layanan sudah baik sejak tahun 2019, sebelum merger hingga saat ini berubah menjadi Subholding Pelindo.

“Selama proses pemanduan dan penyandaran kapal, layanan yang diberikan Pelindo Jasa Maritim cukup baik, koordinasinya baik, dan komunikasi kami lancar selalu,” ujarnya.

Andi Triwijaya Sakti, Marine Superintendent Terminal Khusus PT PAU yang mendapatkan layanan di Luwuk Banggai menyampaikan hal senada. Mulai saat koordinasi hingga pemberian layanan, didapati layanan yang baik untuk penyandaran kapal di dermaga.

“Tim pelayanan pemanduan telah memberikan layanan yang prima dan efektif terhadap kapal-kapal yang sandar di dermaga kami, sehingga dapat berjalan aman dan lancar,” kata Andi.(ahmad)