Menparekraf: Kentalnya Budaya di Desa Tebara Bikin Semangat Membara Berwisata

  • Oleh : Naomy

Senin, 14/Agu/2023 07:17 WIB
Desa wisata di Sumba Desa wisata di Sumba


SUMBA (BeritaTrans.com) - Desa Wisata Tebara di Sumba Barat, NTT menjadi desa terakhir yang dikunjungi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sebagai 75 besar desa wisata terpilih dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. 

Saat visitasi Desa Tebara, Menparekraf Sandiaga, mengaku sangat takjub dengan keragaman adat dan budaya yang masih begitu kental, yang dapat dilihat dan dirasakan pada kampung adat di desa tersebut. 

Baca Juga:
Menparekraf Bahas Potensi Investasi Indonesia-UEA dengan Nirvana Travel & Tourism

“Desa ini berbasis budaya dan adat istiadat, dan bahasa setempat yang mereka lestarikan. Saya merasa bahwa inilah yang akan membawa Indonesia memiliki pariwisata berkelas dunia. Bukan Indonesia yang membangun desa, tapi desa yang menganugerahkan kemajuan untuk Indonesia,”  kata Menparekraf, Ahad (13/8/2023).

Desa Wisata Tebara terletak di Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT. Desa ini memiliki kekhasan dengan kampung adat tradisional budaya megalitikumnya, dengan rumah adat beratap menara yang menjulang tinggi ke langit dan bertanduk terbagi menjadi tiga tingkat. 

Baca Juga:
ATM Dubai 2024, Momentum Promosi Parekraf Indonesia di Pasar Timur Tengah

Rumah-rumah adat ini berdiri kokoh di atas perbukitan yang tinggi.

Selain itu, desa wisata ini memiliki peninggalan budaya megalitikum (Batu Kubur besar dan Sarkofagus). 

Baca Juga:
Menparekraf Tegakkan Regulasi dan Standardisasi Keselamatan Kapal Wisata di Labuan Bajo

Konsep Batu Kubur Megalitikum melambangkan perahu yang berlayar ke dunia arwah. 

Kuliner di Desa Wisata Tebara pun menurut Menparekraf memiliki cita rasa yang enak dan unik. Salah satu makanan khasnya adalah ro’o luwa. 

Ro'o luwa adalah sejenis bubur yang bahan utamanya adalah ubi jalar atau daun singkong. Penampilannya berupa bubur hijau dengan rasa yang manis dan khas.

Ada juga rumpu tampe yang berbahan utama daun pepaya, dan biasanya ditumis bersama dengan bunga pepaya muda, daun singkong, atau jantung pisang.

“Jantung pisang, bunga pepaya, dan kacang panjang yang disebut rumpu rampe ini enak sekali, dan ada juga ro’o luwa dengan rasa yang unik,” kata Menparekraf. 

Dia berharap, desa wisata ini dapat membantu tercapainya 4,4 lapangan kerja baru yang berkualitas di tahun 2024.

“Ini program pamungkas dari desa wisata di mana kita telah visitasi 75 desa ini di seluruh nusantara. Dan kita melihat antusiame masyarakat menyambut kebangkitan ekonomi kita, mudah-mudahan Desa Wisata Tebara ini membawa semangat yang membara untuk berwisata, sehingga menciptakan 4,4 lapangan kerja baru berkualitas,” tutur Menparekraf. 

Turut mendampingi Menparekraf Sandiaga, Staf Khusus Menteri Bidang Pengamanan Kemenparekraf/Baparekraf, Ario Prawiseso; Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Pariwisata Berkelaniutan dan Konservasi Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh; dan Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf Baparekraf, Indra Ni Tua. Hadir pula Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade. (omy)