Universitas Prasetiya Mulya Dampingi Usaha Sabun Susu Ponpes Daarul Mukhlishin

  • Oleh : Ahmad

Rabu, 16/Agu/2023 14:43 WIB
foto:istimewa/Universitas Prasetiya Mulya foto:istimewa/Universitas Prasetiya Mulya

JAKARTA (BeritaTrans.com) – Universitas Prasetiya Mulya mendampingi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Mukhlishin, Kabupaten Kuningan. Pendampingan kepada UMKM merupakan bagian dari program Manusia Pancasilais yang digagas oleh Universitas Prasetiya Mulya.

Pengasuh Ponpes Daarul Mukhlishin, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, K.H. Yayat Hidayat menjelaskan program ini sudah dilakukan sejak sekitar 4 bulan lalu. Universitas Prasetiya Mulya melakukan pendampingan pembuatan sabun susu dengan merek Zahra yang dihasilkan oleh ponpes tersebut. 

Baca Juga:
Kisah Kuyung, 10 Tahun Menjadi UMKM Binaan FIFGROUP

“Dampaknya kini terasa sekali,” tutur Yayat saat ditemui di Kuningan, pekan lalu, didampingi tim Universitas Prasetiya Mulya. Salah satunya, peningkatan produksi yang cukup drastis. Sebelumnya, produksi sabun yang dihasilkan Ponpes Daarul Mukhlishin hanya 1.000 buah per dua bulan kini produksi sabun susu bisa mencapai 1.000 buah setiap minggu. Dengan omset yang diperoleh mencapai Rp 5 juta per bulan. “Modalnya sendiri sekitar 20 persen dari total omset,” tutur Yayat. Sabun susu bermanfaat untuk perawatan kulit dengan mempertahankan kelembaban kulit serta membantu pertumbuhan sel-sel baru. 

Baca Juga:
Mastercard Donasikan Lebih dari Rp1,5 Miliar untuk Berdayakan UMKM di Indonesia Melalui Kemitraan dengan Grab dan BenihBaik.com

Yayat juga mengakui bahwa pendampingan yang dilakukan oleh Universitas Prasetiya Mulya tidak hanya meningkatkan jumlah produksi, namun juga meningkatkan kualitas produk sabun susu yang mereka hasilkan. "Tampilan dan kemasannya sekarang semakin bagus, potongan sabunnya juga makin rapi, seragam," tutur Yayat. Mereka pun berharap usai pendampingan ini produk yang mereka hasilkan akan semakin  diminati pasar. Terlebih mereka juga akan didampingi untuk pemasaran digital.

 

Baca Juga:
Hingga Kuartal 1 Tahun Ini, Outlet J&T Cargo Tembus 3.337

Potensi Pasar

Usaha sabun susu merek Zahra berawal dari melimpahnya produksi susu di pesantren dan Desa Cisantana. Ponpes Daarul Mukhlishin memang memiliki peternakan sapi yang hasil susunya juga dikonsumsi oleh para santri di ponpes tersebut. “Usaha ini kami lakukan sejak 2018 lalu,” tutur Yayat. Usaha ini juga bertujuan untuk mewujudkan jiwa kewirausahaan santri yang ada di pondok  tersebut  serta menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan para santri.

Pesantren Pesantren Daarul Mukhlishin berada di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ini memiliki sekitar 120 santri. Para santri di antaranya terdiri dari yatim piatu atau salah satunya serta anak-anak dari keluarga tidak mampu.

Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kabupaten yang sedang berkembang, dan banyak tumbuh usaha di bidang salon kecantikan dan spa yang berpotensi menjadi pasar bagi pengembangan produk sabun susu. 

Potensi pasar yang besar dan dukungan ketersediaan susu segar menjadikan usaha pengolahan sabun susu mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang, khususnya di wilayah Kabupaten Kuningan. 

Sementara itu Camat Cigugur, Yono Rahmansah, sebagai perwakilan dari Pemkab Kuningan mengucapkan terima kasih kepada Universitas Prasetiya Mulya yang telah memberikan pendampingan berwirausaha untuk santri dan santriwati di Ponpes Daarul Mukhlishin. “Terima kasih karena sudah mendampingi usaha di ponpes Daarul Mukhlishin berbasis ekonomi kreatif dan digital,” tuturnya. Yono berharap pendampingan ini terus berlanjut hingga usaha di Ponpes Daarul Mukhlishin lebih berkembang.

 

Bangkitkan Kembali

Direktur Sekolah Bisnis dan Ekonomi Center of Excellence (SBE Co-ex) Universitas Prasetiya Mulya, Dr. Anton Sumarlin menjelaskan pendampingan ini dipilih karena ingin membangkitkan produk sabun susu  yang dihasilkan oleh Ponpes Daarul Mukhlishin. Terlebih produk ini pernah mendapatkan penghargaan 10 besar dalam program One Pesantren One Product (OPOP) di Jawa Barat.  "Jadi kita ingin bangkitkan kembali produk ini yang sempat mati suri karena pandemi COVID-19," tutur Anton.  

Anton mengungkapkan, pembinaan UMKM di Ponpes Daarul Mukhlishin, juga diikuti dengan upaya pembinaan pemasaran, branding, serta perizinan. “Kami berharap UMKM binaan kami dapat berkembang dengan skala yang lebih besar dan produk yang dihasilkan dapat dinikmati masyarakat,” tutur Anton.

Dalam bimbingan Universitas Prasetiya Mulya, usaha ini ditargetkan merebut 5% dari jumlah penduduk di kabupaten Kuningan dan santri di pondok pesantren wilayah sekitarnya, serta kabupaten Kuningan dan 2% persen persaingan dengan pasar-pasar regional dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun.

Pesantren ini juga didorong agar dapat menciptakan jaringan distributor yang lebih kuat sehingga mampu menghasilkan laba yang lebih besar dan dapat berkembang dengan cepa, dalam waktu kurang dari 1 tahun. SDM santri juga ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan dan seminar. Pesantren juga diharapkan dapat menjalin hubungan kerjasama dengan petani/peternak susu serta masyarakat sekitar dalam penyediaan bahan baku.

Program Pendampingan Kewirausahaan Pesantren yang digagas oleh Universitas Prasetiya Mulya ini menjadi salah satu program terobosan untuk menjaring beragam bidang keahlian serta pembelajaran bermasyarakat dan berbangsa sekaligus media pengamalan tri dharma perguruan tinggi. Melalui program ini diharapkan dapat mengembangkan sebuah model dan laboratorium pengembangan kewirausahaan dengan tema kebangsaan berlandaskan pancasila dan kebhinekaan. 

Program Pendampingan Kewirausahaan Pesantren ini juga menjadi bentuk praktis SBE untuk terus berkomitmen dalam mengembangkan kontribusi positif terhadap dunia usaha maupun lulusan yang berkarakter.(ahmad)