Kemenhub Tingkatkan Keselamatan Pelayaran di Labuan Bajo

  • Oleh : Naomy

Kamis, 31/Agu/2023 14:22 WIB
Tim Kespel di Pelabuhan Labuan Bajo Tim Kespel di Pelabuhan Labuan Bajo

LABUAN BAJO (BeritaTrans.com) - Guna meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran serta pengawasan kelaiklautan kapal di wilayah Perairan Labuan Bajo, Kementerian Perhubungan cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo mengeluarkan informasi keselamatan pelayaran dengan menerbitkan Pengumuman.

Pengumuman tersebut Nomor. PG-KSOP.LBJ 17 Tahun 2023  tertanggal 10 Agustus 2023 tentang Peningkatan Keselamatan dan Keamanan Pelayaran di Wilayah Kerja Kantor Kesyahahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Labuan Bajo.

Baca Juga:
Rehabilitasi Pelabuhan Banjar Nyuh Nusa Penida Dianggarkan Tahun 2025

Menurut Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto, informasi tentang peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran ini diterbitkan setelah dilakukan evaluasi bersama antara Tim KSOP Kelas III Labuan Bajo bersama Asosiasi dan para Nakhoda kapal-kapal yang beroperasi di wilayah Perairan Labuan Bajo mengingat masih sering terjadinya kecelakaan kapal di  Perairan Labuan Bajo.

“Kami menyepakati untuk menginformasikan wilayah potensi kecelakaan kapal di perairan Labuan Bajo dengan tujuan untuk meningkatkan pengawasan kelaiklautan kapal dan meminimalisir kecelakaan kapal di wilayah perairan Labuan Bajo," ujar Stephanus di Labuan Bajo, Kamis (31/8/2023).

Baca Juga:
Ribuan Peserta Arus Balik Gratis Sepeda Motor dengan Kapal Laut Tinggalkan Semarang ke Jakarta

Berdasarkan informasi yang diumumkan secara luas tersebut potensi terjadinya kecelakaan kapal antara lain berupa kandas akibat karang dan gosong, putaran arus laut yang kuat dan cuaca yang berubah tiba-tiba dapat diantisipasi lebih cepat.

“Beberapa wilayah yang berpotesi terjadi kecelakaan tersebut adalah:  Perairan Pulau Kelor  dan Perairan Batu Tiga berpotensi  terjadi arus pasang-surut kuat, Selat Molo terjadi arus kuat,  Perairan Pulau Padar, Perairan Pulau Luwu, Perairan Pulau Kerangga, Perairan Pulau Mauwang, Perairan Pulau Kerangga, Perairan Pulau Tatawa, Peraiarn Pulau Siaba Kecil yang berpotensi  terjadi arus gelombang  dan angin kuat, dan Perairan Loho Kima terjadi pertemuan arus, angin kuat dan karang timbul,” katanya.

Baca Juga:
Sesditjen Hubla Tinjau Pelabuhan Muara Angke

Terkait dengan hal tersebut di atas,  Stephanus meminta kepada para Pemilik/Operator/Nakhoda Kapal untuk terus meningkatkan kesadaran  pentingnya keselamatan pelayaran, di antaranya adalah:

a. Memastikan kapal yang akan berangkat telah memenuhi persyaratan kelaiklautan dengan melampirkan surat pernyataan  Nakhoda (Master Sailing Declaration);

b. Berhati-hati dan tetap waspada dalam melakukan  pelayaran dan bernavigasi dengan memerhatikan arus laut, kedalaman laut, perubahan cuaca yang tiba-tiba serta menyesuaikan dengan kondisi kapal;

c. Memastikan pemantauan kondisi cuaca sekurang-kurangnya enam jam sebelum kapal berlayar dan melaporkan hasilnya kepada Syahbandar pada saat mengajukan permohonan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB);

d. Memeriksa kembali jumlah penumpang yang naik memiliki tiket sesuai dengan nama yang tertera di dalam daftar penumpang serta tidak melebihi dari kapasitas yang ditetapkan;
e. Memastikan alat-alat keselamatan (life jacket dan life raft) tersedia/terpasang dalam kondisi baik dan mencakupi kapasitas penumpang di atas kapal serta life jacket wajib di gunakan selama pelayaran;

f.  Memastikan alat-alat pemadam kebakaran tersedia di atas kapal di dalam ruang penumpang selama pelayaran;

g. Memastikan tanda/larangan/isyarat/petunjuk marabahaya terpasang di atas kapal dan melakukan peragaan dan demonstrasi keselamatan pelayaran secara visual maupun audiovisual sebelum kapal berlayar;

h. Selalu melaporkan dan berkoordinasi secara teknis dengan petugas KSOP Labuan Bajo, Basarnas, dan petugas terkait lainnya apabila terjadi musibah pada kesempatan pertama.

“Kami berharap agar semua pihak terkait baik petugas di lapangan maupun para Pemilik, Operator, maupun Nakhoda Kapal dapat memperhatikan dan melaksanakan pengumuman ini agar tercipta keselamatan dan keamanan pelayaran di Perairan Labuan Bajo,” tutup Stephanus. (omy)