Alasan Tekanan Keuangan, MYAirline Berhenti Operasi Mendadak

  • Oleh : Naomy

Sabtu, 14/Okt/2023 16:09 WIB
MYAirline (ist) MYAirline (ist)


MALAYSIA (BeritaTrans.com) - Dampak tekanan keuangan yang signifikan, mengharuskan dilakukan penghentian operasi maskapai berbiaya hemat asal Malaysia MYAirline. 

Hal ini dilakukan sembari menunggu restrukturisasi dan rekapitalisasi pemegang saham maskapai tersebut. 

Baca Juga:
Dukung Pariwisata, AirAsia Takeover Thailand Bersama Tay Tawan

"MYAirline dengan menyesal mengumumkan penghentian operasi efektif 12 Oktober 2023 hingga pemberitahuan lebih lanjut," tutur Dewan Direksi MYAirline dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/10/2023) 

Maskapai terpaksa mengambil keputusan yang sangat menyakitkan.

Baca Juga:
Hilang Sejak Lama, Keberadaan Pesawat Malaysia Airlines MH370 Segera Terungkap

“Kami sangat menyesal dan meminta maaf karena harus mengambil keputusan ini karena kami memahami dampaknya terhadap penumpang setia, karyawan dan mitra kami yang berdedikasi. Kami telah bekerja tanpa kenal lelah untuk menjajaki berbagai kemitraan dan opsi peningkatan modal untuk mencegah penangguhan ini. Sayangnya, keterbatasan waktu membuat kami tidak punya pilihan lain selain mengambil keputusan ini," urainya. 

Pihaknya memahami ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan, dan berkomitmen membantu melewati situasi ini. 

Baca Juga:
Keren, Terbang Perdana Rute Kertajati-Kuala Lumpur Okupansi Penumpang AirAsia Tembus 70%

MYairline menyarankan penumpang yang terkena dampak untuk tidak pergi ke bandara dan mencari pengaturan perjalanan alternatif ke tujuan mereka. 

Dewan Direksi, pemegang saham, dan kami semua di MYAirline akan bekerja tanpa kenal lelah untuk melanjutkan operasi secepat mungkin, namun pada tahap ini kami tidak dapat berkomitmen pada jangka waktu mana pun. 

"Kami menyampaikan permintaan maaf kami yang sebesar-besarnya atas segala kesulitan dan ketidaknyamanan yang timbul dari penangguhan ini dan akan melakukan yang terbaik untuk memberikan pembaruan apa pun yang tersedia," ujar dia. 

Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke mengecam penutupan yang dilakukan secara terburu-buru tersebut. Menurutnya, langkah tersebut tidak dapat diterima dan menciptakan nama buruk untuk Malaysia.

Dia mengatakan, MYAirline telah menjual 125.000 tiket senilai sekitar 20 juta ringgit atau US$ 4,2 juta atau setara Rp 65,94 miliar (kurs Rp 15.700) untuk penerbangan yang dijadwalkan hingga Maret 2024.

"Kami terkejut dan sangat terkejut," kata Loke saat konferensi pers.

Bandara Malaysia mengatakan, sekitar 5.000 penumpang terkena dampaknya pada hari Kamis karena 39 penerbangan ke tujuan lokal dan satu ke Bandara Don Mueang Thailand dibatalkan. 

"Pihak bandara berupaya membantu para penumpang," ujarnya.

Di sisi lain kebijakan ini ditempuh selang beberapa hari setelah maskapai mengumumkan tahap penyelesaian kemitraan strategis. 

Media lokal di Malaysia menyebutkan, penangguhan ini mengisyaratkan negosiasi akan gagal.  

Seperti diketahui MYAirline dimiliki oleh pengusaha Allan Goh Hwan Hua. 

Maskapai ini mengoperasikan penerbangan ke delapan tujuan domestik dan ibu kota Thailand, Bangkok.

Dua hari yang lalu, CEO Rayner Teo, yang memiliki 2% saham di maskapai tersebut, mengundurkan diri karena alasan kesehatan. (dtc/bs)