Dukung Efesiensi, SPJM Gunakan Teknologi Aplikasi Phinnisi untuk Potong Birokrasi

  • Oleh : Ahmad

Sabtu, 23/Des/2023 21:06 WIB
SPJM gelar Media Luncheon di Jakarta / foto:BeritaTrans.com/ahmad SPJM gelar Media Luncheon di Jakarta / foto:BeritaTrans.com/ahmad

JAKARTA (BeritaTrans.com)- Dukung terwujudnya efesiensi cost logistik, Sub Holding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) tetap berkomitmen dalam percepatan layanan pemanduan dan penundaan kapal. 

Baca Juga:
Sukses Angkutan Laut Lebaran 2024, KSOP Utama Tanjung Priok Gelar Penutupan Bersama Stakeholder di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok

Upaya SPJM dengan melalui Sistem Phinnisi, diharapkan dapat memberikan layanan yang tepat waktu dengan biaya yang wajar.

Phinisi sendiri adalah sebuah aplikasi pelayanan prima yang dapat digunakan stakeholder untuk menyamakan sistem di Pelindo dan bisa meningkatkan efesiensi dandan efektivitas sistem pelayanan karena membuat kustomer merasa lebih nyaman karena pelayanan menjadi semakin cepat dan memotong birokrasi. 

Baca Juga:
Pangkalan PLP Tanjung Priok Gelar Apel Penutupan Posko Pengawasan dan Pengamanan Angkutan Lebaran 2024

Layanan pemanduan dan tunda kapal merupakan aktivitas sisi hulu yang vital dalam kegiatan logistik secara keseluruhan, yang selanjutnya dilakukan bongkar muat di terminal, delivery atau distribusi hingga suatu kargo yang dikapalkan bisa sampai dengan biaya yang lebih efisien ke pemilik barangnya.

Baca Juga:
Dirjen Hubla Dorong e-Tiketing Diterapkan di Semua Layanan Kapal

“Kalau logistik secara keseluruhan, itu kan ada kegiatan pergudangan, inland transport, bongkar muat dan biaya pelayanan kapal (pandu dan tunda). Namun kami tegaskan disini bahwa biaya dari sisi laut atau pelabuhan hanya menyumbang 3% dari keseluruhan biaya logistik,” ujar Rahmat Prayogi sebagai Direktur SDM dan Umum Pelindo Jasa Maritim didampingi Sekretaris Perusahaan Tubagus Patrick Tribudi Utama Iskandar, saat Media Luncheon Sub Holding Pelindo Jasa Maritim, di Jakarta pada Sabtu (23/12/2023).

Perseroan, imbuhnya, juga akan terus berupaya menghilangkan biaya-biaya yang tidak perlu maupun menghilangkan ‘manipulasi’ waktu pada layanan pemanduan dan tunda kapal.

“Terkait pada saat petugas Pandu naik ke atas kapal jangan sampai data waktunya dimanipulasi, makanya kita gunakan sistem yang namanya Phinnisi. Dengan sistem ini pengguna jasa atau customer juga bisa mengaksesnya,” ujarnya.

Yoyo-panggilan akrab Rahmat Prayogi pada kesempatan itu juga bercerita mengenai capaian kinerja pasca merger Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

Seperti diketahui, pasca merger, Pelindo kini memiliki empat subholding untuk mengelola bisnis inti perusahaan. Masing-masing Sub-Holding ini juga menjadi induk bagi Anak Perusahaan eks Pelindo I-IV sesuai dengan lini bisnisnya.

Empat sub-holding Pelindo yang telah dibentuk tersebut adalah PT Pelindo Terminal Petikemas guna melakukan pengelolaan klaster bisnis petikemas, PT Pelindo Multi Terminal guna melakukan pengelolaan klaster bisnis non petikemas.

Selanjutnya, PT Pelindo Solusi Logistik guna melakukan pengelolaan klaster bisnis logistik dan pengembangan kawasan, serta PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM) guna melakukan pengelolaan klaster bisnis marine, peralatan, dan jasa kepelabuhanan lainnya.

“Saat ini fokus lini Bisnis SPJM yakni Marine Equipement and Port Service (MEPS) yang meliputi antara lain; pandu dan tunda kapal, perbaikan alat bongkar muat untuk menjaga kualitas layanan bongkar muat di seluruh pelabuhan yang dikelola operasikan Pelindo. Kemudian, port service, layanan air bersih, listrik dan pasokan kebutuhan BBM kapal, hingga menjamin kedalamam alur kolam pelabuhan,” tegas Yoyok.

Dia menjelaskan bahwa untuk layanan pasokan BBM kapal hingga kini sudah digarap oleh salah satu anak usaha Pelindo, yakni PT PEL.

Disisi lain, SPJM juga terus melakukan transformasi dan penggabungan bisnis dilingkup anak usahanya yang memiliki kegiatan bisnis serupa. “Semuanya sudah on progress,” tegas Yoyok.(ahmad)