Menparekraf dan Angkasa Pura I Bahas Peningkatan Layanan bagi Wisatawan di Bandara Bali

  • Oleh : Naomy

Jum'at, 12/Janu/2024 10:31 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno bersama GM Bandara Ngurah Rai, Bali Menparekraf Sandiaga Uno bersama GM Bandara Ngurah Rai, Bali

 

BALI (BeritaTrans.com) - Menutup kunjungan kerjanya ke Bali, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno rapat koordinasi (rakor) dengan PT Angkasa Pura (AP) I di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai guna membahas aksesibilitas dan peningkatan layanan bagi wisatawan.

Baca Juga:
Trafik penerbangan di Bandara Angkasa Pura II Naik 5% di Periode Angleb

Menparekraf Sandiaga menyampaikan ada tiga kesimpulan yang dapat diambil dari rapat koordinasi tersebut. Pertama terkait konektivitas, dibutuhkan peningkatan jumlah penerbangan yang bisa menjangkau pasar utama Indonesia seperti Australia, Eropa, Asia, dan Amerika.

"Kami sudah petakan, ada beberapa penerbangan tambahan yang akan kita tambahkan di 2024 termasuk yang kita sasar dari Turkish Airlines, Etihad, juga ada beberapa tambahan maskapai penerbangan internasional," kata Menparekraf Sandiaga di Bali, Kamis (11/1/2024).

Baca Juga:
Ini 3 Indikator Bikin Angleb di Bandara Angkasa Pura II Sukses

Dengan adanya penambahan jumlah penerbangan, diharapkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dapat melayani penumpang seperti sebelum pandemi di tahun 2019 yakni sebanyak 24.169.561 penumpang.

Kedua, seluruh stakeholder terkait diharapkan berkolaborasi guna memastikan pengalaman dan kenyamanan wisatawan mancanegara saat berkunjung ke Bali tidak terganggu, setelah implementasi kebijakan penarikan retribusi daerah sebesar 10 dolar AS mulai 14 Februari 2024.

Baca Juga:
InJourney Airports Layani 7,4 Juta Penumpang selama Angkutan Lebaran

"Adanya biaya ini untuk kemajuan dan kelestarian budaya dan pengelolaan sampah yang kita harapkan bisa memberikan nilai tambah bagi wisatawan," kata Menparekraf.

Ketiga adalah upaya pengendalian kepadatan wisatawan agar tidak terpusat di satu daerah saja, seperti yang terjadi saat 29 Desember 2023 lalu.

Kepadatan tersebut mengganggu kelancaran lalu lintas di daerah Bali bagian selatan.

Salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan destinasi wisata andalan di Bali bagian utara seperti Buleleng dan Karangasem, Bali bagian barat yaitu Jembrana, dan juga Bali bagian timur yaitu Kelungkung.

Selain itu, upaya yang sedang dijajaki dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) yaitu skema buka tutup seperti yang sering dilakukan sejumlah daerah terutama di Jawa Barat.

"Ini yang sedang mulai kita simulasikan dan koordinasikan. Kami juga berencana akan menghadirkan transportasi LRT dan mengusulkan transportasi berbasis laut, sehingga dari titik Canggu, Jimbaran, Kuta itu bisa dihubungkan dengan yang disebut taksi laut. Tentunya ini akan sangat mendukung pariwisata di Bali," ujar Sandiaga.

Turut hadir mendampingi Menparekraf, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Oneng Setyaharini; dan Direktur Pemasaran Regional II Kemenparekraf/Baparekraf, Cecep Rukendi. (omy)