Pelindo Marine Dorong Pemanfaatan Pewarna Alami untuk Meningkatkan Batik Surabaya Maritim

  • Oleh : Redaksi

Kamis, 07/Mar/2024 18:23 WIB
Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko PT Pelindo Marine Service, Lia Indi Agustiana (kedua kanan) menerima batik Motif Surabaya Maritim dari perajin Batik Kriya Punden di eks-lokalisasi Dolly Surabaya, Mastuka (ketiga kiri), didampingi seniman batik modern, Bayu Aria (kedua kiri), Surabaya, Kamis (7/3). Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko PT Pelindo Marine Service, Lia Indi Agustiana (kedua kanan) menerima batik Motif Surabaya Maritim dari perajin Batik Kriya Punden di eks-lokalisasi Dolly Surabaya, Mastuka (ketiga kiri), didampingi seniman batik modern, Bayu Aria (kedua kiri), Surabaya, Kamis (7/3).

SURABAYA (BeritaTrans.com) - Pelindo Marine yang merupakan grup usaha BUMN Pelindo, menggelar pelatihan untuk kelompok perajin Batik Kriya Punden di Rumah Kreatif Batik Putat Jaya, eks-lokalisasi Kampung Dolly, Surabaya, Kamis (7/3/2024). 

Pelatihan tersebut bertujuan untuk mendorong penggunaan pewarna alami dalam pengembangan batik Motif Surabaya Maritim. 

Baca Juga:
Yatim Piatu Ngabuburit Maritim di Pelabuhan Tanjung Perak, Sembari Simak Kisah Nuzulul Quran

Motif batik Surabaya maritim merupakan karya batik tulis khas Surabaya yang terus didorong oleh Pelindo Marine melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang berkelanjutan. Pada tahun lalu motif tersebut dipromosikan langsung oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi.

Seniman batik modern dari Hotwax Studio, Yogyakarta, Bayu Aria, yang hadir sebagai pembicara, memotivasi para perajin agar menggunakan bahan pewarna alami. Karena lebih ramah lingkungan. Baik dari sisi material sisa yang lebih mudah terurai, maupun dari suplai bahan alami yang bisa lebih efisien karena didapat dari lingkungan sekitar. 

Baca Juga:
Pelindo Marine Menangkan Penghargaan Pengembangan Masyarakat

“Batik tulis dengan pewarna alami juga sedang menjadi primadona di pasar domestik dan internasional. Konsumen global melihat batik dengan pewarna alami sebagai bagian dari gerakan sadar isu ramah lingkungan. Kemudian konsumen domestik yang meminati juga semakin banyak, dan merupakan kalangan dengan daya beli yang tinggi. Sehingga harga jualnya lebih mahal,” papar Bayu Aria, Kamis (7/3/2024).

Keunggulan dan potensi pasar batik pewarna alami itulah yang menarik minat perajin batik. Termasuk perajin Batik Kriya Punden yang merupakan mitra binaan Program TJSL prioritas pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Pelindo Marine. 

Baca Juga:
Bulan K3, Pelindo Marine Ajak Warga Kampung Seng Berlatih Hadapi Bahaya Kebakaran

Mastuka, salah satu perajin yang mengikuti pelatihan mengungkapkan hal senada, bahwa kelompok perajinnya sangat tertarik mendalami teknik pewarna alami. Namun kesulitan dalam mendapatkan instruktur. 

“Makanya perajin batik di eks-Dolly ini senang sekali karena Pelindo Marine kembali membantu kami. Para perajin yakin, penggunaan pewarna alami bisa menambah keunikan (keunggulan) batik Motif Surabaya Maritim. Surabaya kan kota pelabuhan, sehingga banyak yang bisa digambarkan dalam motif batik maritim, misalnya baling-baling kapal yang mirip Daun Semanggi (Marsilea crenata). Lalu diintegrasikan dengan gambar ikon Kota Surabaya. Ayo warga Surabaya pakai Batik Motif Surabaya Maritim,” ujarnya sambil berpromosi.

Sementara itu, pada pelatihan tersebut juga hadir Direktur Keuangan, SDM, dan Manajemen Risiko Pelindo Marine, Lia Indi Agustiana. Sembari berbaur turut membatik bersama ibu-ibu perajin batik.

Ia menjelaskan bahwa pada pelatihan tersebut juga mengajak pegawai-pegawai Pelindo Marine untuk dapat melihat langsung proses membatik. 

“Inisiatif ini merupakan Employee Social Responsibility (ESR) yang mengajak para pegawai Pelindo Marine agar ikut berpartisipasi aktif pada Program TJSL perusahaan. Sehingga Program TJSL bisa dikembangkan lebih kreatif dengan dukungan kontribusi dan diskusi langsung para pegawai dengan penerima manfaat Program TJSL. Para pegawai muda pun nantinya diharapkan menjadi pelestari, pembeli, dan pemakai kain batik,” kata Lia Indi.(fhm/omy)