YLKI: Edukasi Bahaya Covid-19 di Sarpras Transportasi Perlu Ditingkatkan

  • Oleh : Redaksi

Sabtu, 13/Mar/2021 08:46 WIB
BPTJ bersama YLKI saat monitoring penerapan prokes KA Bandara BPTJ bersama YLKI saat monitoring penerapan prokes KA Bandara


JAKARTA (BeritaTrans.com) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) bahwa edukasi bahaya penularan Covid-19 di sarana dan prasarana (sarpras) transportasi perlu ditingkatkan.

"Kami melihat implementasi protokol kesehatan (prokes) sudah diterapkan di semua moda, namun perlu ditingkatkan, khususnya terkait aspek edukasi kepada masyarakat tentang bahaya penularan virus," ujar Ketua Harian YLKI Tulus Abadi di Jakarta. 

Baca Juga:
BPTJ Pastikan Kesiapan SPM di Stasiun Pondok Rajeg Jelang Dioperasikan

Dia menyampaikan, perlu ditingkatkan adanya rekayasa peringatan bahaya Covid-19 sebagai bentuk edukasi publik.

Diperlukan juga penegakan hukum untuk konsistensi menjaga jarak, khususnya saat onboard.

Baca Juga:
BPTJ Akan Tambah Lintasan Skybridge Bojonggede Menuju Peron Arah Jakarta

Diperlukan upaya untuk peringatan kepada penumpang yang menggunakan masker medis non standar, non SNI.

"Lakukan pengawasannya di terminal bus dan angkutan umum reguler, yang potensi pelanggarannya lebih besar," ungkapnya.

Baca Juga:
MRT & LRT Jakarta Beroperasi hingga Jam 2 di Malam Tahun Baru

BPTJ bersama YLKI dan Ombudsman pada pertengahan Februari 2021 melakukan monitoring sarpras dan penerapan prokes di sejumlah simpul transportasi di Jabodetabek.

Secara keseluruhan menurut Tulus prokes sudah diterapkan meski ada beberapa catatan yang perlu dilakukan.

Di antaranya terkait penerapan jaga jarak yang tampak masih banyak yang belum patuh, terutama pada jam sibuk 

Banyaknya penumpang yang membutuhkan angkutan masal pada waktu bersamaan, menjadi kendala jaga jarak 

"Di tambah lagi di KRL, banyak penumpang yang memilih kereta (gerbong) tertentu sehingga padat sekali sementara di kereta lainnya lengang," ungkap dia.

Peran petugas sangat penting untuk mengurai atau melakukan rekayasa saat di Stasiun. Agar penumpang tidak bertumpuk di satu sisi sebelum naik KRL.

Peningkatan peran petugas juga harus dilaksanakan seperti di halte Transjakarta di mana masih cukup banyak penumpang yang tidak mengenakan masker dengan benar.  (omy)