Kecelakaan Mobil Tabrak Saparator Busway di Jakpus, Akibatkan Anak Gubernur Kaltara Meninggal

  • Oleh : Redaksi

Rabu, 09/Feb/2022 13:54 WIB
Ucapan duka yang disampaikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) atas meninggalnya AKP Novandi Arya Kharizma, putra dari Gubernur Zainal Arifin Paliwang.(SCREENSHOT via ANTARA) Ucapan duka yang disampaikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) atas meninggalnya AKP Novandi Arya Kharizma, putra dari Gubernur Zainal Arifin Paliwang.(SCREENSHOT via ANTARA)

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Kasus kecelakaan tunggal mobil Camry menabrak separator jalur transjakarta hingga terbakar di Senen, Jakarta Pusat, pada Senin (7/2/2022), perlahan mulai terungkap. 

Identitas dua orang korban jiwa yang terjebak di dalam kendaraan dan ikut terbakar pun mulai teridentifikasi. 

Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun di Tol Cikampek KM 58, 9 Orang Tewas

Satu korban di antaranya yakni AKP Novandi Arya Kharisma, anak Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwan. 

Sementara itu, identitas satu korban lainnya hingga kini belum diketahui secara pasti. 

Baca Juga:
Longsor di Jalan Tol Bocimi Sebabkan 2 Orang Luka

Polisi sempat kesulitan mengetahui identitas para korban kecelakaan itu sebab mereka mengalami luka bakar 100 persen. 

Satu korban anak Gubernur Kalimantan Utara 

Baca Juga:
Kecelakaan Beruntun di Gerbang Tol Halim, Ini Kronologi Penyebabnya!

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menjelaskan, pihaknya sudah mengidentifikasi dua korban kecelakaan mobil Camry hingga terbakar tersebut. 

Dari situ, diketahui bahwa salah satu korban merupakan AKP Novandi Arya Kharisma, anggota Polda Kalimantan Timur. Dia bertugas sebagai Kasat Polairud Polres Berau. 

"Korban ini atas nama Novandi Arya Kharisma adalah anggota Polri yang saat ini bertugas di Polda Kalimantan Timur," ujar Sambodo kepada wartawan, Selasa (8/2/2022). 

Selain itu, Sambodo mengungkapkan bahwa AKP Novandi merupakan anak Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwan. 

Setelah mendapatkan kepastian data identitas korban, jenazah langsung diserahkan kepada pihak keluarga Zainal Arifin untuk dimakamkan. 

"Dapat kami sampaikan bahwa betul korban adalah putra beliau, dan tadi sore pukul 16.30 WIB sudah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," kata Sambodo. 

Teridentifikasi berkat data gigi anggota Polri 

Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setiobudi menjelaskan, jenazah AKP Novandi Arya Kharizma yang terbakar dalam kecelakaan mobil itu teridentifikasi berkat data gigi yang dimiliki kepolisian. 

Menurut Didiet, kepolisian memiliki data gigi atau odontogram setiap anggota, sehingga pada saat identifikasi ditemukan kecocokan hasil pemeriksaan dengan data yang telah dimiliki. 

"Kami mendapatkan data atau masukan yang bersangkutan adalah seorang yang kami punya data odontogramnya, dan kami dapat memastikan yang bersangkutan dari data odontogramnya," ujar Didiet. 

Selain itu, lanjut Didiet, kepolisian juga memeriksa rekam medis DNA korban. 

Dari situ, diketahui bahwa benar korban tewas tersebut adalah AKP Novandi Arya Kharizma. 

"Data odontogram yang dapat kami perlihatkan ada beberapa bagian yang menentukan atau menunjukkan bahwa 100 persen yang bersangkutan bisa dipastikan Novandi Arya Kharisma," ungkap Didiet berkait data gigi Novandi. 

Mobil diduga melaju dengan kecepatan tinggi 

Kecelakaan yang mengakibatkan AKP Novandi dan seorang lainnya meninggal dunia itu terjadi pada Senin sekitar pukul 00.30 WIB. 

Sambodo menduga bahwa mobil Camry yang ditumpangi Novandi dan seorang tak dikenal itu melaju dengan kecepatan tinggi. 

Kendaraan itu lalu hilang kendali dan menabrak separator busway di kawasan Senen. 

Dari situ diketahui pula bahwa dugaan sementara penyebab mobil Camry itu terbakar karena muncul percikan api saat kendaraan menghantam separator. 

Kendati demikian, Sambodo memastikan bahwa kepolisian masih menyelidiki lebih lanjut penyebab kecelakaan sedan Camry bernomor polisi B 1102 NDY itu. 

Salah Satu Korban Tewas Kecelakaan Mobil di Senen Merupakan Anak Gubernur Kalimantan Utara 

"Itu mungkin menimbulkan percikan api," jelas Sambodo. 

"Namun hingga terjadinya kebakaran tersebut masih dalam proses penyelidikan," pungkasnya.(fh/sumber:kompas)