Pelabuhan Bitung dan KEK Belum Berkembang, Tol Bitung-Manado Sepi

  • Oleh : Fahmi

Minggu, 27/Feb/2022 08:44 WIB
Gerbang Tol Bitung Manado. Gerbang Tol Bitung Manado.

JAKARTA (BeritaTrans.com) - Volume Lalu Lintas (VLL) Jalan Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara masih rendah meskipun sudah resmi beroperasi sejak 2020. Minimnya perkembangan pusat ekonomi kawasan sekitar dinilai menjadi penyebab utamanya.  

Pusat ekonomi yang dimaksud adalah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Pelabuhan Bitung. 

Baca Juga:
Tol Bayung Lencir-Tempino-Jambi Bakal Rampung Awal 2025

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)  berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas kedua infrastruktur itu.  

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono berharap jika sudah terhubung, volume lalu lintas Tol Manado-Bitung naik sampai 7 ribu (kendaraan per hari). 

Baca Juga:
Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Mulai Pembangunan Tahun Ini

Namun, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan perkiraann dari FS (feasibility studies). 

Sebagai catatan, dalam rencana bisnis PT Jasamarga Manado Bitung disebutkan  lalu lintas harian kendaraan pada jalan tol pertama di Sulawesi Utara itu diperkirakan sebanyak 13.000 kendaraan setiap hari.  

Baca Juga:
Antisipasi Kepadatan Saat Libur Lebaran, Bakal Diterapkan Pengaturan Lalu Lintas

 " Kami harus cari tahu penyebabnya apakah tarifnya ketinggian (atau) apakah karena KEK-nya belum berfungsi baik," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Bendungan Kuwil Kawangkoan, Sulawesi Utara, Kamis (24/2).  

 Jalan Tol Manado-Bitung akan beroperasi penuh selambatnya Sabtu  mendatang (26/2) setelah konstruksi Seksi 2B Ruas Danowudu-Bitung 13,65 kilometer rampung. 

Seksi tersebut melengkapi ruas Manado-Danowudu  yang mencapai sepanjang 26,35 km.  Seperti diketahui, ruas Manado-Danowudu diresmikan pada September 2020. 

Dengan beroperasi penuh, VLL Manado-Bitung diramalkan dapat naik hingga 7.000 per kendaraan dari posisi saat ini sekitar 4.500 per kendaraan.  

Diharapkan, beroperasi penuhnya Jalan tol ini juga akan mempermudah akses menuju Pelabuhan Internasional Bitung, KEK Bitung hingga sebagai pendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Manado-Bitung-Likupang. 

Namun demikian, Basuki menilai VLL Manado-Bitung akan kembali susut 20% saat ruas Danowudu-Bitung dikenakan tarif. 

PT Jasamarga Manado Bitung (JMB) memperkirakan tarif tol tersebut dari Manado ke Bitung untuk kendaraan pribadi dapat mencapai Rp 41.000. 

 Basuki menilai kondisi Tol Manado-Bitung saat ini serupa dengan Tol Batang-Semarang, yakni pembangunan jalan tol mendukung pembangunan KEK Batang.  

Untuk meningkatkan kapasitas KEK Bitung, Basuki berujar akan menyediakan infrastruktur pendukung, seperti land clearing, jalan, dan air industri. Luas lahan yang telah dibebaskan di KEK Bitung mencapai 92,5 hektare.  

"Kala satu investor (menyewa) 30 hektare, hanya (harus) cari tiga (investor). Saya lakukan sekarang juga (bantuan infrastruktur di dalam KEK Bitung)," kata Basuki.  

Walau demikian, Basuki belum memiliki rencana pasti untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di Pelabuhan Bitung. Saat ini, kapasitas di pelabuhan itu baru mencapai sekitar 30% atau sekitar 120 kontainer per hari.  

Minimnya kapasitas itu, membuat pengusaha logistik laut belum menyediakan rute ekspor langsung dari Pelabuhan Bitung. Sejauh ini, produk ekspor asal Bitung harus dikirimkan ke Surabaya sebelum ke negara tujuan.  

"Tapi, tidak ada regulasi yang mengharuskan ekspor harus lewat Surabaya (dulu sebelum ke negara tujuan ekspor)," kata Basuki.  

Di sisi lain, Direktur Jenderal Bina Marga KemenPUPR Hedy Rahadian mengatakan akan meningkatkan kapasitas dan keamanan di jalan menuju Pelabuhan Bitung. 

Sebagai informasi, ujung dari tol Manado-Bitung langsung terhubung persimpangan di depan l Pelabuhan Bitung.  

Untuk meningkatkan kapasitas Pelabuhan Bitung, Hedy berencana meningkatkan kapasitas persimpangan tersebut. "Kami ingin menata agar persimpangannya free flow," kata Hedy.  

Sampai saat ini, JMB mendata kontribusi kendaraan niaga di Tol Manado-Bitung masih di bawah 1%. Hedy berujar kontribusi kendaraan niaga di jalan tol umumnya berkisar 10% sampai 20%.  

Sementara itu, Hedy berpendapat rendahnya VLL di Tol Manado-Bitung murni karena minimnya kegiatan ekonomi di KEK Bitung dan Pelabuhan Bitung. Menurutnya, tarif tol tersebut sudah sebanding dengan fungsi yang diberikan. (fh/sumber:katadata)